Puisi Nuzulul Quran dapat menjadi cara untuk merenung sekaligus mencurahkan rasa syukur kepada Allah atas wahyu-Nya yang diturunkan kepada umat manusia.
Nuzulul Quran merupakan salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam yang diperingati setiap 17 Ramadhan. Peristiwa ini menandai turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw melalui Malaikat Jibril di Gua Hira.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Momentum ini bukan sekadar peristiwa sejarah dalam Islam, tetapi juga menjadi momen refleksi dan pengingat bagi setiap muslim untuk selalu menjadikan Al Quran sebagai pedoman hidup.
Dalam peringatan Nuzulul Quran, biasanya masyarakat sering mengadakan berbagai kegiatan keagamaan, salah satunya adalah pembacaan puisi tentang Al Quran dan peringatan peristiwa Nuzulul Quran.
Berikut kumpulan contoh puisi Nuzulul Quran singkat dan menyentuh, dihimpun dari berbagai sumber.
Di gelap sunyi gua yang beku,
seorang insan tunduk dalam ragu.
Hingga suara langit memecah senyap,
membawa wahyu, cahaya meratap.
Iqra! Bacalah, wahyu pun turun,
menggetarkan hati yang lama termenung.
Malam yang pekat berubah terang,
Al Quran datang, petunjuk gemilang.
Di langit yang bertabur gemintang,
ada cahaya turun benderang.
Bukan obor, bukan lentera,
tetapi firman dari Yang Maha Kuasa.
Wahyu turun dalam damai,
membuka jalan bagi yang resah.
Bacalah! Wahai jiwa yang haus,
di dalamnya ada terang yang tulus.
Langit pernah menuliskan cinta,
dalam kalam suci yang kekal.
Bukan di lembaran yang fana,
tetapi di hati mereka yang setia.
Di malam Nuzulul Quran,
firman turun seperti hujan,
membasahi tanah yang tandus,
menghidupkan jiwa yang hampir pupus.
Buka hatimu, biarkan ia masuk,
karena Al Quran bukan sekadar bacaan.
Ia petunjuk, ia pelita,
ia jalan menuju cahaya-Nya.
Langit tak selalu diam,
kadang ia berbisik kepada bumi,
menitipkan pesan Ilahi,
melalui wahyu yang suci.
Dulu, di satu malam yang hening,
seorang Rasul menggigil takut,
tapi Jibril mendekapnya erat,
mengabarkan kabar yang berat.
Bacalah, wahai yang ragu!
Dalam firman ini ada jawaban,
dalam ayat ini ada kehidupan,
dan dalam Al Quran, ada cahaya tanpa batas.
Malam itu berbeda dari yang lain,
ada bisikan lembut dari langit.
Bumi terdiam dalam sujud,
langit mengirim cahaya suci.
Firman pertama turun perlahan,
membawa rahmat bagi insan.
Tak hanya untuk satu zaman,
tapi untuk seluruh kehidupan.
Maka genggamlah ia dalam dada,
biarkan ia menjadi cahaya.
Jangan biarkan debu menutupinya,
karena di dalamnya ada surga.
Dulu bumi tenggelam dalam kabut,
tanpa cahaya, tanpa arah.
Manusia terjebak dalam kelam,
tak tahu jalan pulang.
Lalu turunlah cahaya,
memecah gulita dalam sekejap.
Al Quran hadir sebagai pelita,
menjadi penunjuk dalam gelap.
Siapa yang mendekat padanya,
akan menemukan jalan-Nya.
Siapa yang menjauhinya,
akan tersesat selamanya.
Ramadan datang membawa rahmat,
dalam sunyi terdengar bisikan,
firman turun bagai hujan,
membasahi jiwa yang haus harapan.
Di malam itu, langit berbicara,
menitipkan ayat yang mulia.
Muhammad mendengar dengan hati,
menerima wahyu dengan ketulusan jiwa.
Kini firman itu ada di tanganmu,
jangan biarkan ia hanya tertulis.
Bacalah, resapilah, amalkan.
karena di dalamnya ada surga menanti.
Demikian dia sejumlah contoh puisi Nuzulul Quran yang dapat kamu serapi maknanya. Semoga bermanfaat.
(han/fef)