Umat Islam akan memperingati Maulid Nabi pada 5 September 2025. Lantas, adakah ayat Al Quran dan hadis yang membahas tentang Maulid Nabi?
Maulid Nabi diperingati setiap tahunnya pada tanggal 12 Rabiul Awal. Umat Islam khususnya di Indonesia biasanya memperingati maulid dengan acara syukuran, pengajian, serta doa dan sholawat bersama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hadis sendiri merupakan salah satu sumber penting yang bisa digunakan sebagai pedoman dalam Islam selain Al Quran. Hadis berisi mengenai penjelasan atau panduan secara rinci tentang agama Islam dari Nabi Muhammad SAW, melalui perantara para ahli hadis.
Meski tidak ada hadis yang secara langsung menjelaskan tentang peringatan Maulid Nabi, tetapi memperingatinya bukanlah sesuatu yang dilarang.
Memperingati Maulid Nabi bisa dijadikan sebagai sarana untuk lebih mengenal Rasulullah dan perjalanan hidupnya sebagai nabi yang terakhir.
Untuk lebih jelasnya, simak beberapa ayat Al Quran dan hadis tentang Maulid Nabi.
Rasulullah bersabda:
مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً، فَلَهُ أَجْرُهَا، وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْءٌ
Artinya: "Barang siapa yang memulai dalam Islam sebuah perkara yang baik maka ia akan mendapatkan pahala dari perbuatan baiknya itu, dan ia juga mendapatkan pahala dari orang yang mengikutinya setelahnya. tanpa berkurang sedikitpun pahala yang mereka dapatkan." HR. Muslim.
Hadits ini memberikan penjelasan mengenai keleluasaan kepada ulama umat Nabi Muhammad SAW agar membuat perkara baru yang tidak bertentangan dengan Al Quran, Sunnah, Atsar, dan Ijma'.
Peringatan Maulid Nabi merupakan perkara baru yang baik dan tidak menyalahi satupun hal yang disebutkan pada dalil-dalil tersebut. Bisa disimpulkan bahwa, merayakan Maulid Nabi diperbolehkan karena sebagai jalan untuk mendapatkan pahala.
مَنْ أَنْفَقَ دِرْ هَماً فِى مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ رَفِيْقِيْ فِى الْجَنَّةِ
Artinya: "Barangsiapa yang membelanjakan satu dirham (uang emas) untuk keperluan mengadakan pembacan Maulid Nabi SAW, maka ia akan menjadi temanku di surga."
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ أَحْيَا اْلإِسْلاَمَ
Artinya: "Barangsiapa yang mengagungkan Maulid Nabi SAW, maka sesungguhnya ia telah menghidupkan Islam."
Rasulullah ketika ditanya tentang mengapa beliau selalu berpuasa pada hari Senin, beliau menjawab:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ
Artinya: "Hari itu merupakan hari ketika aku telah dilahirkan." HR. Muslim.
Hadis ini memberikan petunjuk bahwa Rasulullah selalu melakukan puasa pada hari Senin sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.
Hal ini juga menjadi isyarat bagi kita umat Islam untuk melakukan perbuatan baik pada hari kelahiran Rasulullah seperti membaca Al Quran, bersedekah, dan melakukan perbuatan baik lainnya. Perayaan Maulid Nabi sah-sah saja untuk dilakukan pada tanggal 2, 8, 10, atau 12 Rabi'ul Awal.
Seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ibnu Ishaq juga dari Ibnu Abbas:
وُلِدَ رَسُولُ اللَّهِ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ، لِاثْنَتَيْ عَشْرَةَ لَيْلَةً خَلَتْ مِنْ شَهْرِ رَبِيع الْأَوَّلِ، عَام الْفِيلِ
Artinya: "Rasulullah dilahirkan di hari Senin, tanggal dua belas di malam yang tenang pada bulan Rabiul Awal, Tahun Gajah."
مَنْ عَظَّمَ مَوْ لِدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لاَ يَخْرُجُ مِنَ الدُّنْياَ اِلاَّ بِاْلإِ يْمَانِ
Artinya: "Barangsiapa memuliakan (memperingati) kelahiran Nabi SAW, apabila ia pergi meninggalkan dunia, ia pergi dengan membawa iman."
قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ
Latinnya: Qul bifaḍlillāhi wa biraḥmatihī fa biżālika falyafraḥụ, huwa khairum mimmā yajma'ụn
Artinya: "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".
وَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَٰلَمِينَ
Latinnya: Wa mā arsalnāka illā raḥmatal lil-'ālamīn
Artinya: "Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam."
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ
Latinnya: żālika wa may yu'aẓẓim sya'ā`irallāhi fa innahā min taqwal-qulụb
Artinya: "Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, sesungguhnya itu timbul dalam ketakwaan hati."
ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
Latinnya: Laqad mannallāhu 'alal-mu`minīna iż ba'aṡa fīhim rasụlam min anfusihim yatlụ 'alaihim āyātihī wa yuzakkīhim wa yu'allimu humul-kitāba wal-ḥikmah, wa ing kānụ ming qablu lafī ḍalālim mubīn
Artinya: "Sungguh, Allah telah memberi karunia kepada orang-orang mukmin ketika Allah mengutus di tengah-tengah mereka seorang Rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata."
Itulah beberapa ayat Al Quran dan hadis yang menyiratkan tentang Maulid Nabi Muhammad SAW. Semoga membantu.
(pua/fef)