Limbah pakaian merupakan sisa pakaian yang tidak terpakai lagi, umumnya dikarenakan sudah tak layak untuk digunakan kembali.
Penting untuk kita mengetahui cara menanggulangi limbah pakaian secara bijak sebab limbah ini sulit terurai. Terlebih, keperluan masyarakat terhadap pakaian termasuk kebutuhan utama alias premier.
Jika ditangani dengan benar, limbah pakaian bekas ini bisa bermanfaat luas. Untuk mengetahui caranya, atau ingin mendonasikan pakaian bekas yang layak, kamu bisa langsung ke acara Jakarta Eco Future Fest 2025 yang digagas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta pada 25-26 September, yang informasi lengkapnya ada di tautan ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023 rata-rata pengeluaran per kapita untuk pakaian, alas kaki, dan tutup kepala di Indonesia mencapai Rp35.107 per bulan.
Angka tersebut meningkat sekitar 11,4 persen dari tahun sebelumnya, yakni 2022 yang hanya sebesar Rp31.506 per bulan. Maka, dapat disimpulkan bahwa membeli pakaian kerap menjadi bagian penting.
Akan tetapi, di sisi lain terdapat permasalahan yang harus diperhatikan, yakni soal limbah pakaian. Sebab, dampaknya dapat memengaruhi lingkungan bahkan mampu menimbulkan pencemaran tanah dan air.
Lantas, bagaimana cara menanggulangi limbah pakaian? Menghimpun dari berbagai sumber, berikut langkah-langkah yang dapat dipraktikkan.
Daur ulang pakaian adalah proses pemulihan serat, benang, atau kain dan pengolahan ulang bahan-bahan tersebut menjadi produk baru yang bermanfaat. Proses daur ulang ini merupakan salah satu solusi agar limbah pakaian dapat ditanggulangi.
Dengan demikian, pakaian yang sudah tidak terpakai masih bisa dimanfaatkan menjadi barang baru, bahkan bukan tidak mungkin memperpanjang usia pakaian tersebut.
Limbah pakaian dapat dibuat kerajinan tangan yang berguna. Misalnya menjadi pouch atau tas kecil, aksesori, sarung bantal, bandana, dan lain sebagainya.
Hasil kerajinan tangan yang berasal dari limbah pakaian tersebut memiliki tampilan yang unik dan juga memungkinkan untuk dijual.
Dalam konteks menanggulangi limbah pakaian, konsep barter alias saling tukar dapat menjadi cara yang patut dicoba.
Namun, pastikan bahwa barter pakaian ini tidak hanya menitikberatkan pada kecocokan model atau ukuran semata, tetapi juga memerhatikan kebersihan pakaian satu sama lain.
Langkah pertama, usahakan untuk barter pakaian dengan orang-orang terdekat seperti teman, sahabat, atau sanak saudara.
Membeli pakaian dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan seperti katun organik, wol yang bisa didaur ulang, dan bahan ramah lingkungan lainnya merupakan langkah kecil tetapi mempunyai dampak positif.
Selain berkualitas, bahan-bahan tersebut juga diyakini tahan lama sehingga mengurangi limbah.
Cara menanggulangi limbah pakaian dengan langkah menyewa baju tertentu merupakan keputusan bijak. Beberapa pakaian yang biasanya dapat disewa daripada beli baru antara lain jas atau kostum untuk acara.
Demikian lima cara menanggulangi limbah pakaian secara bijak yang dapat dilakukan. Untuk selengkapnya, yuk ke acara Jakarta Eco Future Fest 2025. Selamat mencoba!
(hdr/juh)