Mandi wajib atau mandi junub merupakan bentuk penyucian diri dari hadas besar agar seseorang dapat kembali beribadah.
Namun, masih banyak umat Muslim yang melakukan kesalahan saat mandi wajib sehingga membuat ibadah penyucian tersebut tidak sah di hadapan Allah Swt.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesalahan saat mandi wajib sering kali terjadi karena kurangnya pemahaman terhadap tata cara yang benar sesuai tuntunan Rasulullah saw.
Padahal, jika mandi wajib tidak dilakukan dengan sah, ibadah seperti salat dan puasa juga tidak akan diterima.
Dikutip dari Buku Tuntunan Supermudah & Lengkap Shalat Wajib & Sunnah Sesuai Tuntunan Rasulullah, mandi wajib dilakukan untuk menghilangkan hadas besar akibat haid, nifas, wiladah (melahirkan), atau janabah karena hubungan suami istri maupun keluarnya mani. Dalam kondisi tersebut, seseorang wajib mandi junub sebelum kembali beribadah.
Berikut beberapa kesalahan saat mandi wajib yang sering dilakukan dan perlu dihindari agar amalan ini sah.
Niat menjadi syarat utama sahnya setiap ibadah, termasuk mandi wajib. Tanpa niat, mandi yang dilakukan hanya dianggap sebagai mandi biasa. Rasulullah saw bersabda:
"Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya." (HR Bukhari dan Muslim).
Oleh sebab itu, niat menjadi pembeda utama antara mandi biasa dan mandi agar dapat kembali beribadah. Tanpa bacaan niat yang benar, mandi junub yang kamu lakukan akan dianggap tidak sah.
Sebelum memulai mandi wajib, tubuh harus benar-benar bersih dari najis. Jika masih ada kotoran atau najis yang menempel, mandi wajib menjadi tidak sah karena penyucian belum sempurna.
Air harus mengalir dan merata ke seluruh tubuh, dari ujung kepala hingga kaki. Apabila ada bagian tubuh yang tidak terkena air, seperti lipatan kulit atau bagian tersembunyi, maka mandi wajib tidak sah.
Air harus benar-benar menyentuh bagian dalam kulit dan pangkal rambut. Untuk memastikan hal ini, disunnahkan menggosok tubuh dengan tangan agar air bisa menjangkau seluruh bagian.
Air yang digunakan untuk mandi wajib harus air mutlak, yaitu air yang suci dan menyucikan. Jika air tersebut tercampur najis atau zat lain yang mengubah kesuciannya, maka mandi wajib tidak sah.
Dengan memahami kesalahan saat mandi wajib di atas, umat Muslim diharapkan lebih berhati-hati dalam melaksanakan thaharah agar ibadah yang dilakukan diterima oleh Allah Swt.
Sebab kesempurnaan mandi wajib bukan hanya pada membasuh tubuh, tetapi juga pada niat dan kesucian yang menyertainya.
(avd/fef)