Solar Dibatasi Tarif Bus Bakal Naik

CNN Indonesia
Rabu, 06 Agu 2014 13:35 WIB
Pemilik Lorena Group, Eka Sari Lorena Surbakti, menyatakan bakal ada kenaikan tarif angkutan umum dan logistik, sedikitnya 60 persen, gara-gara pengendalian solar bersubsidi yang diterapkan mulai 1 Agustus.
Foto: Budi Sugiharto/Detikcom
Jakarta, CNN Indonesia -- Pemilik Lorena Group, Eka Sari Lorena Surbakti, menyatakan bakal ada kenaikan tarif angkutan umum dan logistik, sedikitnya 60 persen, gara-gara pengendalian solar bersubsidi yang diterapkan mulai 1 Agustus. Sebab, setengah dari biaya operasional perusahaan bersumber dari komponen bahan bakar.

"Harga solar naik 130 persen ini sangat memukul industri transportasi kita dan dampaknya juga ke masyarakat yang harus menerima kenaikan tarif angkutan dan logistik," kata Eka kepada CNNIndonesia, Rabu (6/8).

Pertamina mulai awal Agustus telah menyetop penjualan solar bersubsidi harga Rp5.500 di 26 SPBU Jakarta Pusat. Selain itu pengendalian solar juga dilakukan pada pukul 08.00-18.00 di Sumatera, Jawa, dan Bali.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Eka, yang juga ketua umum DPP Organda ini, menilai kebijakan Kementerian ESDM dan BPH Migas itu tidak tepat sasaran. Soalnya solar subsidi merupakan kebutuhan utama transportasi umum penumpang dan barang.

Menurut Eka, pembatasan mestinya dilakukan pada premium yang banyak digunakan kendaraan pribadi. "Multiplier effect pembatasan solar ini banyak. Dengan kenaikan tarif angkutan umum dan logistik, dampaknya bisa pada kenaikan harga barang yang dapat memicu inflasi," ujarnya.

Bisnis angkutan umum saat ini kian terpukul dengan tingginya tingkat kemacetan akibat infrastruktur yang masih buruk. Pemerintah, menurut Eka, lebih memihak pada angkutan pribadi yang justru banyak diberikan insentif mulai dari mobil murah hingga kebebasan menggunakan BBM subsidi.
 
"Kalau memang BPH Migas mau menekan dana untuk subsidi BBM, tolong dimulai dari premium, yang menikmati 67 persen BBM Subsidi dan solar hanya 37 persen yang digunakan untuk angkutan umum penumpang dan angkutan barang," ucap Eka.

Sementara itu, Menteri ESDM Jero Wacik mengklaim upaya ini guna mencukupi kuota subsidi BBM yang dikurangi dari 48 juta kilo liter menjadi 46 juta kilo liter. Sedangkan hingga pertengahan tahun, kuota BBM subsidi sudah terpakai 22,91 juta kilo liter dan kebutuhan BBM pada semester kedua biasanya lebih besar.

Pengendalian solar dan premium subsidi ini bisa menghemat 1,34 juta kilo liter. "Masyarakat tidak perlu resah terkait BBM subsidi, hanya 5-15 persen SPBU yang dikendalikan dan ini hanya untuk pengendalian hingga akhir tahun" ucap Jero kemarin.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER