Schroder Optimistis Jokowi Penuhi Ekspektasi

CNN Indonesia
Rabu, 17 Sep 2014 15:54 WIB
Jokowi harus memenuhi janji mengurangi subsidi BBM sehingga belanja negara bisa hemat 20 persen dan dilakokasikan ke berbagai sektor produktif.
Pelaku pasar menunggu kepastian pengalihan subsidi BBM dari pemerintahan baru untuk memberdayakan masyarakat. (Foto: Safir Makki/CNN Indonesia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Schroder Investment Management, manajer investasi terbesar di Indonesia, menilai ekspektasi pasar terhadap presiden terpilih Joko Widodo sangat besar. Hal ini diharapkan dapat memberikan imbal hasil investasi yang juga besar dari portofolio keuangan di Indonesia.

Direktur Utama Schroder Investment Management Indonesia Michael T. Tjoajadi mengatakan investor akan memberikan sentimen positif jika Jokowi memenuhi janjinya untuk mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan mengalihkannya untuk membiayai program kesejahteraan rakyat.

"Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 yang rencananya mencapai Rp 2.020 triliun bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Syaratnya Jokowi memenuhi janji mengurangi subsidi BBM, sehingga belanja negara bisa hemat 20 persen dan dilakokasikan ke berbagai sektor produktif," kata Michael di Jakarta, Rabu (17/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Michael berpendapat, masyarakat bisa menerima kenaikan harga BBM asalkan dana subsidi dialihkan untuk menyediakan sekolah dan kesehatan gratis. Dengan begitu, meski biaya transportasi meningkat namun pengeluaran masyarakat tetap bisa berkurang.

"Jika harga BBM mahal, konsumsi masyarakat cenderung berkurang dan impor BBM berpotensi turun. Sehingga langkah Bank Indonesia dalam memperketat kebijakan moneternya juga bisa lebih longgar jika defisit neraca berjalan akibat impor yang tinggi dapat berkurang," kata Michael.

Oleh karena itu, Michael optimistis Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa melampaui 5.300 pada akhir tahun. Di mana kebijakan-kebijakan awal yang diambil pemerintah baru pada Oktober mendatang menjadi katalis utama dalam mendongkrak kembalinya minat investor asing.

Sementara Anthony Budiawan, Ketua DPP Bidang Ekonomi dan Moneter Partai Nasional Demokrat mengingatkan pemerintahan baru untuk dapat meningkatkan penjualan produk-produk manufaktur dalam negeri. "Selama ini pembangunan ekonomi Indonesia ditopang oleh penjualan komoditas pertambangan dan perkebunan yang semu karena gelembung harga. Sementara saat ini permintaan mineral, batubara, atau sawit tersebut sudah berkurang karena ekonomi dunia yang melambat," kata Anthony.

Pemerintah baru menurut Anthony harus bisa mengurangi liberalisasi sektor ekonomi seperti yang dilakukan oleh Tiongkok.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER