Jakarta, CNN Indonesia -- Laju inflasi pada November 2014 diprediksi mencapai 5,86 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kombinasi kenaikan harga energi, bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan tarif dasar listrik menjadi pemicu lonjakan harga yang mempengaruhi inflasi bulan lalu.
"Prediksi kami inflasi November mencapai 1,29 persen
month to month atau 5,86 persen
year on year," ujar Purbaya Yudhi Sadewa, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute kepada CNN Indonesia, Senin (1/12).
Purbaya mengatakan karena kenaikan harga BBM bersubsidi terjadi setelah pertengahan bulan, maka belum semua dampak terealisasi pada angka inflasi November. Menurutnya, pemangkasan subsidi BBM baru berdampak pada penambahan inflasi sekitar 1,1 persen pada bulan lalu, sedangkan dampak yang lebih besar baru akan tercermin pada inflasi Desember.
"Desember biasanya ada faktor musiman natal, tahun baru, dan masa tanam. Namun, hujan deras dan banjir akan memperburuk keadaaan. Dampak kenaikan BBM juga masih ada. Inflasi Desember diproyeksi dapat mendekati 1,5 persen," jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT