Jakarta, CNN Indonesia -- Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) baru menunjuk Muhammad Arif Wibowo sebagai direktur utama dan memangkas jumlah direksi menjadi enam jabatan. Manajemen baru tersebut mendapat tugas berat untuk memperbaiki krisis finansial sekaligus mengatasi masalah internal perseroan yang tak pernah terungkap ke publik.
"Kalau masalah eksternal sampai kapan akan selalu ada, tapi masalah internal ini yang tidak pernah dibicarakan. Manajemen Garuda yang baru harus bisa menginventarisir berbagai masalah internal yang bisa diatasi segera," ujar Elisa Lumbantoruan, Mantan Direktur Pemasaran dan Penjualan GIAA kepada CNN Indonesia, Jumat (12/12).
Sampai kapanpun, kata Elisa, GIAA akan menghadapi tantangan yang sama dari luar, antara lain risiko kurs, fluktuasi harga avtur, dan permasalahan bandara. "Bahkan mungkin akan lebih berat lagi tekanan eksternalnya," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, lanjutnya, permasalahan krusial selama ini datang dari dalam. Terutama menyangkut pemborosan yang menyebabkan neraca perusahaan negatif. "Ini yang harus segera diatasi dengan cepat. kalau soal layanan sudah baik, sudah bintang lima," ujarnya.
Mengenai latar belakang direksi baru, Elisa Lumbantoruan tidak terlalu mempermasalahkan meskipun tiga direktur berasal dari eksternal perusahaan. Penekanannya lebih pada koordinasi dan seberapa cepat manajemen baru beradaptasi dengan lingkuan baru dan sigap dalam mencari solusi.
"Saya secara personal tidak kenal satu per satu, intinmya tergantung seberapa cepat mereka belajar,"
Seperti diketahui, pemegang saham GIAA menyetujui pemangkasan jumlah direksi Garuda dari sebelumnya delapan orang direksi menjadi hanya enam direksi. Struktur manajemen direksi GIAA yang baru adalah Muhammad Arif Wibowo, Handayani, I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra, Heriyanto Agung Putra, Novijanto Herupratomo, dan Iwan Joeniarto.