Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir memperkirakan belanja modal perusahaan yang baru dipimpinnya tersebut bisa mencapai Rp 60 triliun sepanjang tahun ini. Angka ini dianggapnya bukan angka yang kecil, namun PLN akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut demi menjaga kinerja perseroan.
"Saat ini masih dihitung range-nya antara Rp 50 triliun sampai Rp 60 triliun. Kami tahu ini bukan angka yang kecil, namun investasi ini dibutuhkan untuk menjaga kinerja perseroan,” kata Sofyan ketika dihubungi CNN Indonesia, Jumat (2/1).
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pemenuhan kebutuhan dana untuk belanja modal tersebut tidak hanya mengandalkan kas internal perseroan saja. Sehingga pada tahun depan PLN akan melakukan berbagai upaya untuk memenuhi belanja modal yang mencapai RP 60 triliun tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak cara tapi tidak bisa (cuma) dari kas internal. Bisa menerbitkan obligasi, sindikasi perbankan, bantuan pemerintah hingga mencari negara donor,” tambahnya.
Mengenai negara-negara donor tersebut, dia mengatakan bahwa negara-negara Eropa juga membidik investasi proyek-proyek pembangkit listrik di Indonesia menyusul Tiongkok dan Jepang. "Tapi yang pasti kita harus lihat bunga dan tenornya juga, jangan sampai mengganggu keuangan dan cashflow perusahaan,” jelasnya.
Sedangkan untuk menambah dana dari penerbitan obligasi, diakuinya ada arah menuju kesana. Tapi Sofyan menegaskan bahwa pihaknya akan memprioritaskan obligasi yang berdenominasi rupiah mengingat nilai tukar dollar terhadap rupiah kini sedang tinggi.
Namun meskipun telah memiliki rancangan belanja modal, Sofyan masih belum memikirkan strategi pengelolaan utang PLN yang mencapai Rp 471 triliun. "Saya aktif baru hari ini. Masih harus rapat dan dalami dulu. Minggu depan kamu pasti saya kasih tahu,” tambahnya.
(gen)