Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengusulkan revisi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor pertambangan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 dari Rp 50,6 triliun menjadi Rp 40,6 triliun. Angka tersebut dinilai lebih realistis ditengah rendahnya harga produk pertambangan di pasar internasional saat ini.
"Kami akan usulkan jadi Rp 40,6 triliun karena angka ini lebih realistis. Rendahnya harga batubara membuat realisasi PNBP 2014 hanya sekitar Rp 35 triliun," ungkap Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R. Sukhyar di Jakarta, Jumat (2/1).
Usulan perubahan target PNBP tersebut, dilatarbelakangi oleh tren penurunan harga batubara dunia yang saat ini berada di kisaran US$ 60 per ton. Padahal PNBP pertambangan Indonesia mayoritas disumbangkan oleh komoditas batubara, akibat belum optimalnya pendapatan dari komoditas mineral karena kebijakan larangan ekspor mineral mentah. Sementara kapasitas smelter atau pabrik pengolah mineral masih rendah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kewajiban bagi perusahaan untuk membangun smelter dan hasil dari kebijakan pembangunan smelter belum dapat dirasakan tahun ini," kata Sukhyar.
Meski pun merevisi turun sebesar Rp 10 triliun dari target yang telah ditetapkan sebelumnya, Sukhyar memastikan target tersebut lebih besar Rp 1,6 triliun ketimbang target PNBP 2014 sebesar Rp 39 triliun.
Produksi Batubara Tetap DibatasiSukhyar mengatakan dengan adanya rencana untuk merevisi PNBP sektor pertambangan, produksi batubara Indonesia tahun ini dibatasi hingga 425 juta ton. Dari produksi itu, sebanyak 92 juta ton akan dialokasikan untuk kebutuhan batubara dalam negeri atau
Domestic Market Obligation (DMO).
"Jadi target 460 juta ton itu dibatalkan. Tahun ini produksi hanya 425 juta ton dan tidak bertentangan dengan KEN (Kebijakan Energi Nasional)," tegas dia.
Sepanjang 2014 lalu, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM mencatat realisasi produksi batubara Indonesia mencapai 420 juta ton.
(gen)