PASAR MODAL

IHSG Berpeluang Menguat Hingga 5.274 pada Pekan Depan

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Minggu, 04 Jan 2015 12:49 WIB
Meski rilis data makro ekonomi Indonesia dinilai negatif, tetapi pencabutan subsidi BBM Premium dan pembukaan perdagangan oleh Presiden Jokowi jadi hal positif.
Aktivitas perdagangan saham, di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (21/11/2014). (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan berada pada rentang support 5.155-5.200 dan resisten 5.256-5.274 pada perdagangan pekan depan, dengan potensi penguatan yang dibayangi dengan aksi ambil untung (profit taking).

Head of Research Woori Korindo Securities Indonesia (WKSI) Reza Priyambada mengatakan, meski sempat berada di bawah level 5.200 tetapi laju IHSG masih mampu kembali ke zona hijau meski dalam waktu transaksi yang sempit di pekan ini.

“Laju IHSG masih memiliki peluang penaikan. Namun kian terbatas dan juga berpeluang dapat berbalik arah melemah jika pelaku pasar mulai melakukan aksi profit taking mengingat sentimen yang ada lebih banyak negatifnya pada awal tahun ini,” ujarnya dalam riset, Sabtu (3/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menilai, meski aksi jual asing masih mendominasi dibandingkan dengan aksi belinya, laju IHSG mampu bertahan di zona hijaunya di awal pekan ini. Lebih lanjut, di tengah minimnya waktu transaksi pekan ini, laju IHSG masih dapat menapak di teritori positif.

Pergerakan positif ini berbarengan dengan laju Rupiah yang mampu berbalik positif setelah dalam pekan sebelumnya lebih banyak menghabiskan waktu di zona merah. “Laju IHSG pun sejalan dengan estimasi kami sebelumnya jelang libur Natal dan akhir tahun 2014, bakal mempertahankan momentum kenaikannya,” kata Reza.

Meski Indonesia masih dirundung duka jelang akhir tahun atas berbagai tragedi musibah yang terjadi namun, tidak menghalangi riuh suasana dan eforia pelaku pasar dimana penutupan IHSG di akhir tahun 2014 yang mampu berakhir di zona hijau.

“Bahkan laju IHSG di akhir pekan yang merupakan awal dari hari perdagangan perdana 2015 masih dapat menguat,” katanya.

Meski investor asing kembali mencatatkan aksi jual bersih (nett sell) dan rilis data-data makroekonomi Indonesia tidak begitu baik karena neraca perdagangan kembali defisit serta melonjaknya inflasi di atas perkiraan, tetapi tidak menghalangi IHSG untuk dapat melanjutkan penguatannya.

“Lagipula, penguatan IHSG turut didukung sentimen pembukaan perdagangan saham oleh Presiden RI, Jokowi, dan kado akhir tahun terkait subsidi untuk bahan bakar Ron 88 (premium) yang telah dihapus,” katanya.

Dia menilai pencabutan subsidi tersebut sebagian untuk memberikan ruang fiskal yang lebih baik sehingga paling tidak kado tersebut dapat mengimbangi sentiment negatif dari rilis data-data makroekonomi Indonesia.

(gir/gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER