Jakarta, CNN Indonesia -- Sepanjang Januari-Desember 2014, harga rata-rata minyak mentah Indonesia (
Indonesian Crude Price/ICP) tercatat US$ 96,51 per barel. Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan harga ICP tertinggi terjadi Maret 2014 yaitu US$ 106,90 per barel, sedangkan harga terendah pada Desember 2014 sebesar US$ 59,56 per barel.
Sedangkan harga rata-rata minyak nasional Sumatera
Light Crude (SLC) selama 2014 mencapai US$ 98,63 per barel. Harga SLC tertinggi terjadi pada Maret sebesar US$ 112,46 per barel dan terendah Desember US$ 60 per barel.
Dibandingkan 2013, harga rata-rata ICP maupun SLC sepanjang 2014 mengalami penurunan. Pada 2013, rata-rata ICP mencapai US$ 105,85 per barel sedangkan harga SLC mencapai US$ 108,15 per barel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, harga rata-rata ICP Desember 2013 hingga November 2014 mencapai US$ 100,48 per barel. Angka ini menjadi dasar penerimaan negara dan pemberian subsidi bahan bakar minyak (BBM) karena APBN menggunakan
cash basis.Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro memastikan rata-rata harga ICP tersebut lebih rendah dibandingkan asumsi yang ditetapkan pemerintah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2014 sebesar US$ 105 per barel. “Namun realisasi ICP yang lebih rendah ini hanya berdampak positif dan negatif terhadap fiskal karena di satu sisi mengurangi beban subsidi energi dan di sisi lain mengurangi penerimaan negara dari sektor migas,” ujar Bambang beberapa waktu lalu.
Terlebih, produksi minyak mentah Indonesia atau lifting tercatat hanya 794 ribu barel per hari (BPH) lebih rendah dibandingkan target 818 ribu BPH. Hanya lifting gas yang realisasinya sesuai dengan target yaitu 1,2 juta barel setara minyak per hari (BOEPD).
(Baca juga:
Penerimaan Hulu Migas 2014 Capai Rp 320,25 Triliun)
(gen)