Jakarta, CNN Indonesia -- Optimisme pelaku bisnis di Indonesia mengalami penurunan tajam berdasarkan survei Grant Thornton International Business Report (IBR). Lonjakan inflasi, keterbatasan infrastruktur dan kendala pendanaan, serta kebijakan proteksi industri dinilai sebagai penghambat dominan aktivitas bisnis di Indonesia.
Grant Thornton mencatat tingkat optimisme bisnis di Indonesia sebesar 14 persen pada kuartal IV 2014, anjlok dibandingkan dengan kuartal sebelumnya 48 persen maupun periode yang sama tahun lalu 78 persen. Optimisme bisnis di Indonesia jauh berada rata-rata optimisme usaha global (35 persen) maupun Asean (23 persen) dan menempatkannya di peringkat 20 dari 35 negara yang disurvei.
“Anjloknya optimisme bisnis di Indonesia kemungkinan terjadi karena faktor kolektif di beberapa aspek bisnis. Kalangan pengusaha Indonesia pesimis akan bisa mencetak profit yang ditargetkan pada tahun 2015," ujar Johanna Gani, Managing Partner Grant Thornton Indonesia, melalui siaran pers, Senin (12/1).
Gani menjelaskan mayoritas pelaku bisnis yang disurvei mengaku khawatir tidak bisa mencapai target penjualan dan keuntungan yang diharapkan. Minimnya sumber pendanaan, kebijakan proteksi industri, serta infrastruktur transportasi dipersepsikan sebagai hambatan dominan bagi aktivitas bisnis di negeri ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Selepas kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada bulan November 2014 silam, tingkat inflasi tahunan langsung melesat naik hingga 6.2% . Peningkatan harga-harga, khususnya untuk barang kebutuhan pokok dan sektor transportasi, mendorong konsumen untuk membatasi pengeluaran,” ujar Gani.
Johanna Gani menilai kondisi ini selaras dengan hasil survei Bank Indonesia yang menunjukkan optimisme konsumen mengalami sedikit penurunan pada November 2014, dari 120,6 poin menjadi 120,1 poin. Hal ini terutama disebabkan oleh menurunnya ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian.
"Diharapkan sentimen pasar dapat terpengaruh secara positif oleh penurunan harga bahan bakar minyak per 1 Januari 2015. Kami juga mengharapkan hal yang sama dari pemerintahan yang baru mengingat beberapa reformasi struktural sedang berlangsung di negeri ini,” tuturnya.
Grant Thornton IBR adalah survey untuk perusahaan terbuka (Tbk) dan perusahaan swasta, yang dilakukan dengan teknik wawancara lebih dari 2.500 pimpinan perusahaan pada November 2014.
(ags/gen)