INDUSTRI PENERBANGAN

IATA: Laba Bersih Aviasi Global Tembus US$ 25 Miliar di 2015

Agust Supriadi | CNN Indonesia
Minggu, 18 Jan 2015 14:24 WIB
Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA) memprediksi laba bersih maskapai di Asia tumbuh 42 persen pada 2015 mencapai total US$ 5 miliar.
Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA) memprediksi laba bersih maskapai di Asia tumbuh 42 persen pada 2015 mencapai total US$ 5 miliar. (CNNIndonesia/GettyImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA) memprediksi laba bersih industri penerbangan secara global bakal menembus US$ 25 miliar pada 2015 atau tumbuh 25,6 persen dibandingkan dengan proyeksi tahun lalu US$ 19,9 miliar. Laba bersih maskapai di Asia diperkirakan sebesar US$ 5 miliar, naik dari perolehan US$ 3,5 miliar pada 2014.

Harga minyak yang rendah dan menguatnya pertumbuhan PDB dunia diyakini menjadi motor utama di balik membaiknya profitabilitas maskapai.

"Prospek industri penerbangan membaik. Ekonomi global terus pulih dan jatuhnya harga minyak seharusnya memperkuat kemajuan industri tahun depan," jelas CEO sekaligus Direktur Jenderal IATA  Tony Tyler seperti dikutip dari situs resmi IATA, Ahad (18/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan asumsi laba bersih setelah dikurangi pajak sekitar US$25 miliar pada 2015, rata-rata keuntungan bersih yang didapat maskapai sekitar US$7,08 per penumpang pesawat. Keuntungan tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun lalu US$6,02 per penumpang dan meningkat du akali lipat dibandingkan 2013 US$ 3,38 per penumpang.

Sementara untuk laba atas modal yang diinvestasikan atau  return on invested capital (ROIC) diperkirakan tumbuh 7 persen, meningkatkan dibandingkan pertumbuhan ROIC 2014 6,1 persen. Angka itu lebih rendah dari biaya rata-rata tertimbang dari modal atau  weighted average cost of capital(WACC) 7,8 persen.

Komponen Biaya Turun

IATA memperkirakan tren penurunan harga minyak akan berlanjut pada 2015 dengan rata-rata setahun diprediksi sekitar US$ 85 per barel. Apabila prediksi tersebut benar, maka  untuk pertama kalinya harga minyak turun di bawah US$ 100 per barel sejak 2010.

Selaras dengan itu, maka harga rata-rata avtur sepanjang 2015 akan bergerak pada kisaran US$ 99,9 per barel, dengan nilai konsumsi diprediksi mencapai US$ 192 miliar atau 26 persen dari total biaya produksi.

PDB dunia diperkirakan tumbuh sebesar 3,2 persen pada tahun ini, naik dari 2,6 persen pada 2014. Seiring dengan itu, jumlah penumpang pesawat diprediksi tumbuh 7 persen, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan tahunan 5,5 persen dalam dua dekade terakhir.

Penurunan harga BBM diperkirakan akan menyebabkan harga tiket pesawat lebih murah bagi konsumen. Jumlah penumpang diperkirakan akan tumbuh menjadi 3,5 miliar dan pendapatan dari sisi penumpang akan mencapai US$$ 623 miliar.

Sementara untuk volume kargo diperkirakan tumbuh 4,5 persen pada 2015, meningkat sedikit dari pertumbuhan tahun lalu 4,3 persen. Hal itu berkat menurunnya biaya pengiriman barang sekitar 5,8 persen yang berdampak pada meningkatnya volume pengangkutan barang lewat udara, yang diprediksi mencapai 53,5 juta ton.

Kendati tumbuh, bisnis kargo tetap menjadi usaha yang sulit sejak meningkatnya persaingan pada 2011. Total pendapatan kargo diperkirakan naik menjadi US$ 63 miliar, tapi masih sekitar 5 persen lebih rendah dari pendapatan 2010.

Menurut Tony, aviasi merupakan industri yang kompetitif dan konsumtif, di mana para turis dan pengguna jasa ekspedisi akan mendapatkan keuntungan dari turunnya harga minyak berupa berkurangnya ongkos transportasi udara. Sementara bagi maskapai, tingkat pengembalian tiket diharapkan turun sekitar 5,1 persen dibandingkan tahun lalu dan tarif kargo turun sekitar 5,8 persen.

"Sektor transportasi udara yang sehat akan membantu pemerintah dalam merangsang pertumbuhan ekonomi," katanya.

Kendati prospeknya positif, kata Tony, ada sejumlah risiko yang terkait kondisi global saat ini, antara lain kisruh politik, konflik, dan pelemahan ekonomi di sejumlah kawasan.  (ags/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER