EKONOMI GLOBAL

Kebijakan Mata Uang Swiss Bakal Tekan Pertumbuhan Ekonomi

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Senin, 19 Jan 2015 10:03 WIB
Union Bank of Switzerland (UBS) menilai kebijakan bank sentral Swiss akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut melorot menjadi sebesar 0,5 persen.
Seorang pria memegang 100 Swiss Francs di depan Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Bern (18/12/2014). (REUTERS/Denis Balibouse)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kebijakan Swiss untuk meniadakan kebijakan nilai tukar mata uang Swiss Franc yang nilainya dipatok tetap dianggap akan menyebabkan permasalahan di negara itu sendiri. Salah satunya adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang akan terpangkas di tahun ini.

Seperti dilansir CNN Money, Union Bank of Switzerland (UBS) menilai bahwa kebijakan bank sentral Swiss ini akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi sebesar 0,5 persen dari sebesar 1,8 persen di tahun ini. Hal ini dikarenakan eksportir asal Swiss akan menerima insentif yang lebih rendah menyusul nilai mata uang negara lain yang lebih murah ketimbang mata uang Franc Swiss.

Bahkan, UBS menilai jika keadaan ini akan berdampak pada deflasi di Swiss. Bank tersebut juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi yang tadinya sebesar 1,6 persen menjadi 1,1 persen di tahun 2016.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain masalah pertumbuhan ekonomi, kebijakan Bank Sentral Swiss ini juga berpengaruh terhadap ekonomi Polandia. Hal ini dikarenakan warga Polandia memiliki hipotek dengan denominasi Swiss Franc senilai € 30 juta atau sebesar US$ 35 juta.

Sementara itu, Financial Times menilai jika mata uang Swiss Franc tetap memiliki nilai tukar seperti ini, maka rata-rata pengembalian kembali hipotek biayanya akan naik 17 persen dan akan menyebabkan kekhawatiran akan adanya potensi default atau bangkrut.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, pekan lalu Bank Sentral Swiss memutuskan untuk mencabut sistem nilai tukar mata uang tetap yang dilakukan sejak tahun 2011. Kebijakan ini telah membuat mata uang Euro melemah sebesar 22 persen dan mata uang Dollar sebesar 20 persen.

Swiss National Bank (SNB) mencabut batas bawah nilai tukar dan menurunkan bunga simpanan, menyebabkan nilai tukar euro melorot. Kebijakan ini dinilai mempertegas situasi ekonomi global yang sedang memasuki era deflasi dan menuju resesi.

Untuk diketahui, SNB mencabut batas bawah nilai tukar 1,20 franc per euro. Lebih lanjt, SNB juga memangkas bunga simpanan menjadi -0,75 persen dari sebelumnya -0,25 persen untuk menahan dana masuk ke Swiss (gir/gir)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER