Jakarta, CNN Indonesia -- PT Suzuki Indomobil Sales menanggapi santai rencana kerjasama antara PT Adiperkasa Citra Lestari (ACL) dan Proton Holdings Berhad yang direstui Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai program mobil nasional terbaru. Kedua perusahaan itu disebut bukan pemain terkemuka di bisnis otomotif.
Davy J. Tuilan, 4W Sales, Marketing and DND Director Suzuki Indomobil mengatakan berdasarkan informasi yang diketahuinya, nota kesepahaman kerjasama antara ACL dan Proton masih harus melalui
feasibility studies yang memakan waktu enam bulan.
"
Feasibility studies itu pada akhirnya kan bisa iya, bisa juga tidak dilanjutkan," ujar Davy ketika dihubungi, di Jakarta, Senin (9/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menilai kajian di antara kedua perusahaan pasti akan dilakukan secara mendalam. Sebab menurutnya, kedua perusahaan bukanlah pemain otomotif yang terkemuka di antara perusahaan-perusahaan lainnya.
"Keduanya menurut saya bukan pemain otomotif yang
prominent. Di Indonesia, prestasi Proton juga tidak sebaik perusahaan otomotif yang lain," katanya.
Satu yang pasti, Davy mengatakan baik Suzuki Indomobil maupun Gaikindo sebagai asosiasi perusahaan otomotif roda empat di Indonesia sama sekali belum pernah ditawarkan pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian untuk ikut serta dalam pengembangan program mobil nasional di pemerintahan Jokowi.
"Dari Suzuki belum pernah diundang, setahu saya Gaikindo juga sebelumnya tidak pernah diajak dalam pembicaraan program tersebut," katanya.
Sebelumnya, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor Rahmat Samulo menyatakan dia mendapat informasi bahwa proyek mobil nasional itu murni kerjasama business to business antara perusahaan Malaysia dan perusahaan swasta asal Indonesia.
“Dari informasi yang saya dengar, Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan bahwa proyek mobil nasional ini murni kerjasama business to business antara perusahaan Malaysia dengan swasta Indonesia. Mungkin kami akan mencoba cari informasi lebih lanjut, karena sejauh yang kami tangkap ini tak ada kaitannya dengan program LCGC pemerintah,” kata Rahmat ketika dihubungi.
Perusahaan otomotif asal Malaysia, Proton, menandatangani nota kesepahaman dengan PT Adiperkasa Citra Lestari, perusahaan asal Indonesia, pada Jumat (6/2). Nota kesepahaman ditandatangani oleh CEO Proton, Datuk Abdul Harith Abdullah, dan CEO PT Adiperkasa Citra Lestari, Abdullah Mahmud Hendropriyono. Penandatanganan disaksikan oleh Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim, dan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno.
Ikut hadir dalam penandatanganan itu, Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Najib Tun Razak, Komisaris Proton Tun Dr Mahathir Mohamad, dan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
(ded/ded)