Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perindustrian dan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mengaku tak dilibatkan dalam perumusan kebijakan pengembangan mobil nasional, termasuk menyangkut perjanjian kerjasama antara produsen otomotif Malaysia, Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari milik keluarga Hendripriyono.
"Kemenperin tidak dilibatkan soal ini. Saya juga tahunya karena baca di koran," ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Panggah Susanto kepada CNN Indonesia, Senin (9/2).
Panggah mengatakan rencana pengembangan mobil nasional pernah mengemuka pada era 1990-an, tetapi kemudian sirna seiring dengan perkembangan zaman. Wacana tersebut kini muncul tiba-tiba tanpa ada program dan konsep yang jelas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jujur saya belum tahu dan belum dapat informasi programnya seperti apa," jelas Panggah.
Merujuk pada berita yang berkembang, Panggah mengatakan hubungan Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari lebih bersifat kerjasama bisnis (business to business), meski penandatangan nota kesepahaman atau
memorandum of understanding (MoU) oleh kedua direksi disaksikan oleh Perdana Menteri Malaysia dan Presiden Indonesia.
"Jadi saya tidak ngerti karena itu
business to business," tuturnya.
Disinggung mengenai nasib pengembangan mobil murah ramah lingkungan (LCGC), Panggah pun tak tahu masa depannya kebijakan itu dengan masuknya pemain baru, Adiperkasa Citra Lestari dan Proton.
Dari Australia, Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto melalui sambungan telepon mengungkapkan ketidaktahuannya terkait rencana pengembangan mobil nasional yang melibatkan Proton dan Adiperkasa. Menurutnya, baru kali ini ada wacana kebijakan otomotif yang tidak melibatkan Gaikindo selaku asosiasi.
"Kami Gaikindo tidak tahu apa-apa, jadi tidak tahu apa yang mau dikomentari," ujar Jongkie kepada CNN Indonesia.
Situs otomotif Malaysia, Paultan, sebelumnya memberitakan
nota kesepahaman antara Proton dengan PT Adiperkasa Citra Lestari ditandatangani pada Jumat (6/2) oleh CEO Proton, Datuk Abdul Harith Abdullah yang disaksikan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim dan CEO PT Adiperkasa Citra Lestari, Abdullah Mahmud Hendropriyono yang disaksikan Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Herman Prayitno.
Ikut hadir dalam penandatanganan itu, Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tun Razak, Komisaris Proton, Tun Dr Mahathir Mohamad, dan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Jokowi memang sedang menjalani kunjungan kenegaraan di Malaysia selama tiga hari.
(ags/ags)