Jakarta, CNN Indonesia -- Anak usaha PT Bank Central Asia Tbk di bidang pembiayaan, PT BCA Finance, berencana melakukan penawaran umum surat utang Obligasi Berkelanjutan II dengan Tingkat Bunga Tetap Tahap I Tahun 2015 dengan jumlah pokok mencapai Rp 1 triliun dengan nilai total mencapai Rp 4 triliun.
Sebelumnya, obligasi ini mendapatkan peringkat idAAA (triple A) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia dan Rating AAA dari PT Fitch Ratings Indonesia. Obligasi yang ditawarkan memiliki jaminan Fidusia piutang pembiayaan sebesar 50 persen dari nilai pokok obligasi dengan bunga obligasi dibayarkan setiap tiga bulan.
Nantinya obligasi ini akan diterbitkan dalam tiga seri. Untuk seri A, terdapat tenor 370 hari dengan bunga obligasi sebesar 8,25 persen, tenor seri B selama 24 bulan dengan bunga 8,5 persen, dan tenor selama 36 bulan dengan bunga sebesar 9 persen itu untuk seri C.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama BCA Finance Roni Haslim mengatakan dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Obligasi ini, setelah dikurangi biaya-biaya emisi, akan dipergunakan untuk modal kerja kegiatan usaha pembiayaan.
“Proyeksi arus kas yang kuat dan profil pembiayaan yang baik membuat BCA Finance mendapatkan peringkat obligasi yang sangat baik. Kami optimistis obligasi ini akan sukses,” kata Roni di Jakarta, Selasa (17/2).
BCA Finance melakukan Masa Penawaran Awal dari 17 Februari – 4 Maret 2015 dan berencana mendapatkan Pernyataan Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 17 Maret 2015.
Masa Penawaran Umum pada tanggal 18 - 24 Maret 2015. Tanggal Penjatahan pada tanggal 25 Maret 2015 dan Tanggal Distribusi Secara Elektronik pada 27 Maret 2015 dan ditutup dengan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 30 Maret 2015.
“Profitabilitas yang kuat didukung dengan kinerja dan efisiensi, menjadi dasar bagi kami, penjamin emisi untuk menjamin Obligasi ini,” ujar Hendra Purnama, Direktur PT DBS Vickers Securities Indonesia, salah satu penjamin pelaksana emisi obligasi ini bersama PT BCA Sekuritas dan PT HSBC Securities Indonesia.
Dari sisi kinerja, pendapatan Perseroan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2014 meningkat sebesar 14,6 persen menjadi Rp 1,6 triliun dari Rp 1,4 triliun pada 30 September 2013.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya pendapatan dari pembiayaan konsumen dan pendapatan lain-lain. Pendapatan pembiayaan konsumen meningkat sebesar Rp 198,2 miliar atau sebesar 16,6 persen.
Distribusi pembiayaan berdasarkan kategori kendaraan roda empat didominasi oleh minibus/MPV sebesar 71,54 persen yang diikuti oleh Sedan dan SUV sebesar 8,89 persen dan 7,88 persen.
Untuk distribusi pembiayaan berdasarkan wilayah, 41 persen berada di Jabodetabek dan 59 persen di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jawa Timur dan Bali, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
(gen)