Pedagang Perlengkapan Imlek Keluhkan Turunnya Daya Beli

Safyra Primadhyta | CNN Indonesia
Selasa, 17 Feb 2015 16:36 WIB
Penjualan pernak-pernik menyambut Imlek di tahun kambing kayu nampaknya tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Daya beli turun, pedagang mengeluh.
Pembeli memilih pakaian anak bergambar kambing kayu di kawasan Pancoran Glodok, Jakarta. (CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penjualan pernak-pernik menyambut Imlek di tahun kambing kayu nampaknya tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Ditemui di sentra penjualan Glodok dan Mangga Dua, Jakarta, sebagian besar pedagang menyatakan omzet penjualan menurun di kisaran 10 hingga 50 persen dari tahun lalu.

Turunnya daya beli masyarakat disinyalir sebagai penyebab utama. "Daya beli masyarakat bukan menurun lagi tapi sangat menurun" ujar Rina, salah satu pedagang pernak-pernak Imlek di area Glodok, Jakarta, Selasa (17/2).

Turunnya daya beli masyarakat menurunkan omzet penjualan Rina sekitar 20 persen dibandingkan tahun lalu. Rina menyebutkan omzetnya per hari untuk tahun ini ada di kisaran Rp 2-5 juta, turun dari tahun lalu yang dapat melampaui Rp 5 juta per hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rina juga menyebutkan hujan terus-menerus bahkan hingga membuat banjir akhir-akhir ini juga menyurutkan niat konsumen untuk membeli perlengkapan Imlek. Selain itu, turunnya nilai tukar rupiah terhadap yuan di akhir tahun lalu membuat naiknya harga jual barang.

"Barang agak mahal tahun ini. Waktu belanja di Tiongkok, yuan lagi tinggi," katanya.

Pembeli pernak-pernik itu pun senada. Mereka berkomentar harga perlengkapan Imlek tahun ini lebih mahal dari tahun lalu sehingga memaksa mereka untuk mengurangi belanja mereka.

"Saya dulu uang Rp 200 ribu bisa beli macem-macem. Tahun ini saya paling cuma beli angpao,lampion, dan dodol (kue keranjang)," ujar Peter, salah satu konsumen yang ditemui di sentra Glodok.

Rina mengatakan sejak tahun 2004 telah berjualan perlengkapan Imlek. Modal yang dikeluarkannya kurang lebih Rp 50 juta. Pernak-pernik yang dijual di antaranya angpao, lampion, gantungan uang emas, pohon imlek (mehua), patung, gambar tempel, dan lampu-lampu. Harga barang yang dijual Rina ada di kisaran puluhan ribu hingga jutaan rupiah.

Penjualan Angpao Stabil

Meskipun penjualan perlengkapan Imlek secara umum menurun namun penjualan angpao tergolong stabil. Pemberian angpao atau amplop merah berisi uang dari orang tua ke anak bagi etnis Tionghoa merupakan tradisi yang masih terjaga.

"Kalau angpao kan kebutuhan, walaupun tidak membeli aksesoris yang lain, kalau angpao pasti,” ujar Rina.

Sependapat dengan Rina, Ibu Cien salah satu penjual angpao di sentra dagang Mangga Dua, menyatakan penjualannya angpaonya stabil. Angpao yang dijual Ibu Cien mulai dari Rp 10 ribu dapat 5, hingga ratusan ribu.

"Penjualan angpao menurut saya tidak berbeda dengan tahun lalu. Lu orang bisa lihat masih banyak juga yang cari ke saya," tutur Bu Cien.

Bu Cien menjelaskan biasanya pelanggan membeli angpao yang dibanderol Rp 10 ribu isi 5. Dalam sehari ia mampu menjual angpao hingga ratusan lembar. Selain itu, kata Bu Cien lagi, berbeda dengan perlengkapan Imlek lain, harga angpao tidak dapat dinaikkan terlalu tinggi mengingat ketatnya persaingan antar pedagang angpao. (ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER