Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melansir lima kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) asing yang hengkang dari Indonesia sejak 2013. Selain tingginya resiko investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas), anjloknya harga minyak dunia disinyalir menjadi penyebabnya.
"Salah satu alasannya karena itu," ujar Direktur Pengusahaan Hulu Minyak dan Gas Bumi, Naryanto Wagimin di Jakarta, Rabu (11/3).
Kelima perusahaan asing tersebut meliputi Hess Corporation, Murphy Oil, Anadarko, Talisman Energy, dan Marathon Oil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyataan Naryanto tersebut merujuk pada permohonan hengkang kelima perusahaan migas internasional tersebut.
Direktur Eksekutif Indonesia Petroleum Association (IPA) Dipnala Tanzil mengatakan alasan kuat yang mengakibatkan sejumlah KKKS hengkang dari Indonesia lebih dikarenakan kegagalan perusahaan dalam menemukan cadangan. Selain itu, alasan kuat kedua yang menjadikan mereka hengkang dikarenakan habisnya masa kontrak pengelolaan blok migas yang diberikan pemerintah.
"Rata-rata yang hengkang itu perusahaan migas kecil bukan perusahaan besar seperti Chevron, BP, Total dan lain-lain. Kalau karena konsekuensi dari harga minyak yang rendah saya pikir belum ada karena mereka menyiasatinya dengan menurunkan biaya operasional dan memotong investasinya hingga berdampak pada kegiatan eksplorasi," tutur Dipnala.
Berdasarkan catatan CNN Indonesia, niatan Hess Corporation untuk hengkang dari Indonesia tak lepas dari gagalnya manajemen dalam menemukan cadangan minyak di Blok Semai bersama Murphy Oil.
Tak jauh berbeda dengan Hess, Marathon Oil juga dikabarkan tak berhasil memperoleh cadangan di Blok Pasang Kayu, Sulawesi Selatan sampai kontrak pengelolaannya habis.
Sementara hengkangnya Talisman Energy dari Indonesia disinyalir lantaran saham perusahaan induk dilego ke perusahaan migas asal Spanyol yakni Repsol SA.
(ags)