Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai nasional PT Garuda Indonesia mengatakan bahwa mereka tetap akan melakukan transaksi pembayaran tiket pesawat rute internasional menggunakan rupiah meskipun International Air Transport Association (IATA) menyarankan maskapai Indonesia untuk melakukan transaksi tiket menggunakan dolar Amerika Serikat.
"Selama aturan pemerintah menyarankan kami pakai rupiah ya tetap pakai rupiah. Namun tarifnya kami sesuaikan dengan dolar karena biaya operasional kami kan pakai dolar," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo di Jakarta, Kamis (12/3).
Arif mengatakan, meskipun tarif Garuda dengan denominasi rupiah disesuaikan dengan pergerakan dolar AS, namun bukan berarti harga tarifnya juga ikut fluktuatif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kami
cost-nya pakai dolar, jadi tarif penerbangan domestik dan internasional kalau rupiah melemah ya ikut naik (tarifnya). Tapi bukan berarti setiap kurs berubah kami ganti tarifnya, kalau hal tersebut terjadi artinya kami tidak konsisten," kata Arif melanjutkan.
Sebelumnya IATA menyarankan maskapai Indonesia untuk menggunakan mata uang dolar dalam transaksi jual beli tiket rute internasional dari Indonesia ke luar negeri dengan alasan untuk menyeimbangkan besaran tarif penerbangan dari luar negeri ke Indonesia.
Tapi Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro sendiri sudah mengatakan akan menekankan kepatuhan pada Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, demi menahan depresiasi rupiah semakin dalam.
Di dalam UU Mata Uang dijelaskan bahwa segala transaksi di dalam negeri harus dilakukan dalam denominasi rupiah untuk mencegah permintaan berlebih pada dolar AS yang menyebabkan lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar.
"Sistemnya akan kami paksakan, jadi semoga nanti tempat-tempat yang memiliki frekuensi transaksi dolar akan kami beri wewenang sebagai tempat penukaran rupiah, contohnya hotel maupun penyewaan kawasan industri," kata Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.
(ded/ded)