Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah menargetkan pembiayaan sebesar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13 triliun melalui penerbitan obligasi berdenominasi yen (Samurai bond) di pasar Jepang. Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan rencananya akan melelang Samurai bond pada awal kuartal II 2015.
"Rencana kami penerbitan samurai bond kira-kira ekuivalen US$ 1 miliar. Kami tetap perkirakan samurai bond di semester I, kemungkinannya bisa saja bulan depan," ujar Direktur Strategis dan Portfolio Utang (DJPPR) Schneider Siahaan kepada CNN Indonesia, Senin (23/3).
Sceneider menjelaskan pemerintah akan menggunakan dua skema penerbitan samurai bond. Skema pertama menggunakan penjaminan dari Japan Bank for International Cooperation (JBIC) dan skema kedua tanpa penjaminan JBIC.
"Ya untuk tes pasar lah, jadi bisa kedua-duanya. Nanti akan dibagi-bagi nilainya (yang menggunakan penjaminan JBIC dan yang tidak)," jelasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Kementerian Keuangan berencana menambah komposisi surat utang berdenominasi valuta asing dengan tujuan membantu memperkuat nilai tukar rupiah. Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menyebutkan selama ini sekitar 80 persen surat utang yang diterbitkan negara dalam bentuk rupiah.
“Tahun ini akan kami naikkan porsi surat utang mata uang asing dari angka 20 persen. Samurai Bond dan Euro Bond juga termasuk,” ujar Bambang di Jakarta, Kamis (19/3).
(ags)