Indosat Siap Investasi Rp 7,5 Triliun Tanpa Berutang

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Rabu, 08 Apr 2015 14:27 WIB
PT Indosat Tbk mengalokasikan anggaran belanja modal pada tahun ini sekitar Rp 6,5 triliun hingga Rp 7,5 triliun
Kantor dan Gedung Indosat. (CNN Indonesia/Susetyo Dwi Prihadi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perusahaan jasa telekomunikasi, PT Indosat Tbk mengalokasikan anggaran belanja modal hingga Rp 7,5 triliun untuk meningkatkan jaringan pada tahun ini. Untuk menutup kebutuhan anggaran, perseroan akan merogoh kocek internal tanpa menarik utang.

“Dananya dari kas semua. Kan kita masih punya kas yang positif. Tidak berutang lagi pokoknya,” ujar Direktur Utama Indosat, Alexander Rusli di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (8/4).

Menurut  Alexander, sebagian besar atau sekitar 80 persen dari total belanja modal rencananya akan dialokasikan untuk mengembangkan jaringan tower pemancar atau Base Transceiver Station (BTS). Semntara 20 persen sisanya akan dipakai untuk mendukung oeprasional lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Dalam alokasi ke BTS salah satunya termasuk untuk mempersiapkan platform 4G. Namun kami belum tahu akan seberapa agresif dan di kota mana saja,” jelasnya.

Alexander mengungkapkan Indosat sengaja tidak mencari utang baru pada tahun ini. Menurutnya, opsi penarikan pinjaman hanya akan digunakan untuk merestrukturisasi utang (refinancing) berdenominasi dolar AS yang berbunga tinggi.

“Tidak ada pinjaman tambahan. Karena cash flow positif, saldo masih besar. It's not the issue. Kami refinancing supaya tidak bayar bunga yang setengah mampus mahal. Itu berasal dari penerbitan obligasi global pada 2010 saat krisis ekonomi dunia, makanya mahal sekali,” jelasnya.

Sebelumnya Indosat berencana mempercepat pembayaran obligasi dolar (guaranteed notes) senilai US$ 650 juta, meski jatuh tempo surat utang itu pada 2020. Pasalnya, dengan kupon sebesar 7,37 persen atau US$ 47,93 juta per tahun, obligasi ini dinilai akan memberatkan kinerja Indosat.

Manajemen menyatakan bahwa perseroan berniat mengurangi porsi utang valas menjadi hanya 20 persen hingga 30 persen saja. Alasannya, sejak tiga tahun lalu hingga sekarang, ujarnya, sekitar setengah utang Indosat masih berdenominasi dolar.

Sebagai informasi, Indosat telah menerbitkan obligasi sebesar Rp 2,5 triliun dalam mata uang rupiah untuk mengurangi efek negatif utang dolar terhadap kinerja keuangan perseroan.

Dari sisi kinerja Indosat masih menderita kerugian sebesar Rp 1,99 triliun sepanjang tahun lalu. Rugi bersih yang dialami Indosat lebih rendah 27,8 persen dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang negatif Rp 2,75 triliun. Indosat membukukan laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) pada kuartal IV 2014 sebesar Rp 2,4 triliun.

Ariyanto Kurniawan, analis Mandiri Sekuritas menyatakan realisasi itu membentuk EBITDA pada 2014 senilai Rp 8,9 triliun atau turun 15 persen secara tahunan. Atau hanya memenuhi 85 persen dari prediksi konsensus analis yang menyebut EBITDA Indosat tahun lalu bisa mencapai Rp 10,5 triliun.

(ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER