Indonesia dan Filipina Bentuk Lembaga Pendidikan Microfinance

CNN Indonesia
Kamis, 09 Apr 2015 07:19 WIB
Indonesia saat ini memiliki sekitar 60 ribu lembaga keuangan formal yang menyediakan pembiayaan kepada lebih dari 50 juta usaha mikro.
Direktur Danamon Muliadi Rahardja (kanan) dan Country Manager IFC Indonesia Sarvesh Suri saling bertukar cenderamata usai penandatanganan naskah kerjasama, di Jakarta, Rabu (17/12). (Antara Foto/Audy Alwi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perusahaan modal ventura Indonesia, PT Dana Mandiri Sejahtera dan lembaga keuangan mikro terbesar di Filipina, CARD-MRI Development Institute Inc (CMDI) mendirikan Institute of Microfinace Indonesia guna melatih lebih banyak ahli keuangan mikro. Keberadaan entitas baru ini juga diharapkan dapat mendorong industri keuangan lebih bertanggung-jawab terhadap keluarga berpenghasilan rendah dan usaha mikro di Indonesia. 

Pembentukan entitas pendidik ini didukung oleh International Finance Corporation (IFC), yang merupakan lembaga keuangan di bawah grup Bank Dunia. Berdasarkan catatan IFC, Indonesia saat ini memiliki sekitar 60 ribu lembaga keuangan formal yang menyediakan pembiayaan kepada lebih dari 50 juta usaha mikro. Setelah berlakunya Undang Undang Lembaga Keuangan Mikro tahun 2013, semakin banyak lembaga keuangan mikro yang berdiri. Namun, kurangnya jumlah profesional di bidang keuangan mikro saat ini menghambat kemampuan lembaga-lembaga tersebut mengembangkan sektor keuangan mikro lebih jauh.

“Kita memerlukan banyak profesional trampil, berdedikasi serta bersemangat untuk mengembangkan industri keuangan mikro di Indonesia. Itulah sebabnya kami memutuskan untuk mendirikan Insitute of Microfinance Indonesia dengan CMDI guna menyediakan program pendidikan dan sertifikasi untuk para profesional di bidang keuangan mikro,” jelas  Franky Suhenda, pendiri dan CEO PT Dana Mandiri Sejahtera (DMS) melalui siaran pers IFC, Rabu (8/4) malam. 

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Franky Suhenda menjelaskan Institute of Microfinance Indonesia rencananya akan meluncurkan program pelatihan pertama pada akhir tahun ini. 

“Keuangan mikro adalah alat yang paling efektif untuk menghapus kemiskinan,” jelas Dr. Jaime Aristotle B.Alip, pendiri dan Direktur Pelaksana CARD MRI. 

IFC melihat keuangan mikro sebagai faktor kunci dalam inklusi keuangan untuk mengembangkan ekonomi sebuah negara, mengurangi tingkat kemiskinan dan mencapai kesejahteraan bersama.  Sejak tahun 2008, IFC sudah memberikan pendampingan teknis senilai 123 juta dolar AS pada 190 proyek yang tersebar di 62 negara. Pendampingan teknis itu bertujuan mendorong pengembangan keuangan mikro di bawah program inklusi keuangan IFC. 

 “Melalui kontribusi kami untuk inisiatif program pendidikan dan pelatihan keuangan mikro di Indonesia, dukungan IFC semakin besar untuk mengembangkan industri keuangan mikro di Indonesia,” jelas Anastassiya Marina, IFC Program Manager for the Finance and Markets Global Practice. 

(ags/ags)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER