Chairul Tanjung Diangkat Jadi Guru Besar UNAIR

Utami Widowati | CNN Indonesia
Jumat, 17 Apr 2015 18:12 WIB
“Dengan dikukuhkannya Pak Chairul Tanjung sebagai guru besar, kita bisa mempercepat lahirnya wirausahawan-wirausahawan muda," ujar Rektor UNAIR.
Chairul Tanjung, memberikan kata sambutan di akhir masa jabatannya. Di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta. (CNN Indonesia/Gentur Putro Jati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Universitas Airlangga (UNAIR) mengukuhkan Chairul Tanjung, pemilik CT Corporation, menjadi guru besar baru yang berasal dari kalangan non-pengajar. Chairul yang juga anggota Majelis Wali Amanat UNAIR, dikukuhkan menjadi Guru Besar bidang Ilmu Kewirausahaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR.

Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Fasich, Apt. mengatakan Chairul Tanjung merupakan Guru Besar aktif FEB ke-18, ke-438 sejak berdirinya UNAIR, dan ke-146 UNAIR berstatus PTN-BH. Menurutnya, Chairul Tanjung memiliki kompetensi luar biasa di bidang kewirausahaan.

Fasich berharap, modal pengalaman Chairul Tanjung selama 34 tahun di bidang kewirausahaan, bisa digunakan untuk mengembangkan postulat-postulat baru dalam pengembangan kewirausahaan di masyarakat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Kita butuh wirausahawan banyak dalam waktu dekat. Dengan dikukuhkannya Pak Chairul Tanjung sebagai guru besar, kita bisa mempercepat lahirnya wirausahawan-wirausahawan muda. Jaringan Carrefour bisa digunakan untuk mengekspose produk wirausahawan muda,” tutur Fasich dalam keterangan resmi, Jumat (17/4).

Dia menambahkan bahwa pengukuhan Chairul Tanjung didasarkan pada objektivitas segenap pihak, mulai dari unsur Senat Akademik, dan Majelis Wali Amanat (MWA) UNAIR.

Sudi Silalahi, Ketua MWA UNAIR, mengungkapkan bahwa pengangkatan Chairul Tanjung sebagai profesor membutuhkan proses yang tak sebentar. Selaku Ketua MWA UNAIR, Sudi berusaha membujuk Chairul Tanjung untuk diangkat sebagai profesor atas kiprahnya yang lama melintang di bidang kewirausahaan.

“Pak Chairul Tanjung ini sudah dibujuk untuk jadi profesor di kampus-kampus lain, tetapi tetap nggak mau. Dia maunya milih UNAIR. Karena dia melihat UNAIR memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Entrepreneurship bisa menjadi ilmu terapan yang bisa dikembangkan. Jadi, nanti mahasiswa nggak usah khawatir kalau tak bisa mencapai yang dicita-citakan. Bisa jadi pengusaha,” ujar Sudi.

M Nuh, Mendikbud RI periode 2009-2014, yang juga anggota MWA UNAIR, mengatakan sumber ilmu tidak semata-mata dari perguruan tinggi. Pengalaman seseorang tentu lebih dari apa yang dia sampaikan, dalam pidato atau kuliah umum misalnya.

“Maka dengan diangkat sebagai guru besar, harapannya apa yang melekat dalam diri orang tersebut sebagai tacit knowledge dapat dikembangkan sebagai explicit knowledge,” papar Nuh, yang mengesahkan UU No. 12 tahun 2012 sebagai dasar hukum penganugerahan gelar Guru Besar (Profesor) Luar Biasa.

Rencana Langkah Chairul Tanjung

Sebagai selayaknya guru besar, Chairul Tanjung akan menyampaikan orasi ilmiah berjudul “CT-preneurship: Perpaduan Pragmatisme, Idealisme, dan Tata Nilai di Indonesia”. Chairul Tanjung mengakui bahwa bisnis itu bersifat pragmatis karena mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Namun, pragmatisme saja tak cukup. Chairul Tanjung menjelaskan bahwa harus ada idealisme dan tata nilai di Indonesia yang perlu diperhatikan.

“Kita memiliki latar budaya, value, dan norma yang dilatarbelakangi oleh tata nilai religi. Dasar falsafah kita pun demikian seperti pada sila pertama Pancasila. Sehingga, dalam usaha yang kita lakukan nantinya adalah untuk mengharap keberkahan Tuhan,” tutur Chairul Tanjung.

Statusnya sebagai Guru Besar bidang Ilmu Kewirausahaan membawa konsekuensi akademis bagi Chairul Tanjung. Pihaknya telah memberikan masukan dan rekomendasi kepada penyusun kurikulum program studi Kewirausahaan yang nanti akan berdiri di FEB.

“Saya akan mengajar dalam bentuk kuliah umum. Saya akan menjadi evaluator dan perancang kurikulum pembelajarannya. Tugas saya adalah menciptakan pengajar yang baik dan canggih di UNAIR. Karena belum ada yang melakukan hal ini, maka tugas saya dapat dikatakan cukup berat,” kata Ketua Komite Ekonomi Nasional tahun 2010-2014 itu.

“Rancangan kurikulum sudah dibicarakan dan masih perlu dimatangkan lagi bersama Rektor dan Dekan. Gambaran sekolah bisnis ini nantinya lulusan tidak hanya mengerti tentang bisnis melainkan lebih banyak melakukan terapan bisnis sebagai bahan tesis dalam kelulusannya. Porsi praktik usaha lebih banyak sehingga luaran yang dihasilkan adalah pebisnis yang handal dan luar biasa,” jelasnya. (gir)
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER