Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen Sari Roti, PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, menganggarkan dana Rp 350 miliar untuk belanja modal guna mencapai target pertumbuhan usaha 20 persen pada tahun ini. Kendati dibayangi pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan tarif dasar listrik, Sari Roti memastikan harga jual produk tetap hingga akhir tahun.
Stephen Orlando, Investor Relations PT Nippon Indosari Corporindo Tbk mengatakan, depresiasi rupiah saat ini belum berdampak besar terhadap neraca perseroan meski ketergantungan akan impor gandum masih tinggi.
"Tidak terlalu berdampak, karena sudah harga kontrak. Jadi kalau harga gandum naik, sudah ada perhitungan," ujarnya di Jakarta, Kamis (23/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kendati demikian, Sari Roti ini harus terus mengamati perkembangan sembari mengkaji kembali harga jual produk roti di pasaran. Hal ini untuk menjaga agar kenaikan harga tidak langsung terjadi jika ada tekanan terhadap biaya produksi perseroan.
"Kita analisa dari waktu ke waktu ya. Untuk tahun ini kita belum ada rencana kenaikan harganya," kata Stephen.
Sebagai informasi, saat ini perseroan memiliki 10 pabrik roti yang tersebar di beberapa kota di Pulau Jawa. Kapasitas produksi dari semua pabrik mencapai 4 juta roti dan pemasarannya paling besar di wilayah Jabodetabek dan Jawa Barat.
"Untuk Indonesia Timur kita belum masuk, baru Bali. Untuk bangun pabrik di sana (Indonesia Timur), kita perlu analisa dulu, tapi untuk jangkauan produk roti semua kota besar bisa ditemui Sari Roti," ujar Stephen.
EkspansiLebih lanjut, perseroan mencanangkan belanja modal sebesar Rp 350 miliar pada tahun. Dana tersebut akan digunakan untuk menambah mesin dan mengembangkan varian produk baru demi mencapai target pertumbuhan hingga 20 persen pada 2015.
Stephen menjelaskan sebagian kebutuhan belanja modal tahun ini rencananya akan ditutup menggunakan kas internal. Sebagian lain, perseroan tengah mengkaji opsi pinjaman dari perbankan. Dia optimistis target pertumbuhan sebesar 20 persen dapat tercapai.
“Ada beberapa faktor pendorong, antara lain permintaan pasar yang tinggi, pertumbuhan kelas menengah, pangsa pasar yang masih sangat luas, dan kekuatan brand Sari Roti. Kuartal pertama 2015, kami telah meluncurkan produk baru yaitu Dorayaki isi Pandan dan Minibun vanila. Kita akan keluarkan produk baru lagi nanti," jelas Stephen.
Sebelumnya, berdasarkan riset perseroan, Sari Roti telah menguasai 90 persen pangsa pasar mass production. Oleh karena itu, Sari Roti tidak terlalu khawatir akan persaingan yang akan bertambah ketat di industri roti.
(ags/dim)