Jakarta, CNN Indonesia -- Agen tunggal pemegang merek (ATPM) motor berkapasitas mesin besar mengaku sudah setahun terakhir terpukul oleh perluasan objek pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM). ATPM Harley Davidson, PT Mabua Motor Indonesia, bahkan harus merelakan penjualannya susut 50 persen pada tahun lalu akibat kebijakan Kementerian Keuangan itu. Beban itu bertambah berat dengan dimasukkannya sepeda motor bermesin besar sebagai objek pajak penghasilan (PPh) pasal 22 yang harus dibayarkan oleh pembeli barang sangat mewah.
"Jadi sejak 19 April 2014 penjualan kami turun habis-habisan karena motor gede (Moge) mulai kena PPnBM 60 persen untuk yang cc-nya 490 cc ke bawah dan 125 persen untuk yang kapasitas mesinya besar di atas 500 cc," jelas ujar Djonnie Rahmat, Direktur Utama PT Mabua Motor Indonesia kepada CNN Indonesia, Jumat (8/5).
Menurut Djonnie, harga motor Harley Davidson di Indonesia merupakan yang paling mahal di dunia. Sebab, total pajak yang harus dibayarkan oleh ATPM dan pembeli motor Harley Davidson mencapai 215 persen dari harga riilnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena setibanya di pelabuhan kami harus bayar bea masuk, PPN 10 persen, PPh, lalu PPnBM. Kalau ditotal pajaknya 215 persen," ujar Djonnie mengeluh.
Djonnie mengaku pihaknya hanya berhasil menjual sekitar 400 unit Harley Davidson pada tahun lalu, anjlok 50 persen jika dibandingkan rata-rata penjualan tahun sebelumnya 800 cc. Tahun ini, parasnya semakin lemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
"Tapi kami coba upayakan penjualan di atas 500 unit tahun ini," katanya.
Harley Davidson, jelas Djonnie, merupakan merek motor yang telah melegenda di dunia. Menungganginya merupakan gengsi bagi pemiliknya, yang rata-rata membeli karena hobi. Karena faktor itu pula yang membuat permintaan motor gede ini cenderung sulit untuk meningkat karena orang sudah merasa cukup hanya dengan membeli satu unit.
"Jadi orang yang punya Harley itu tidak memilih untuk membeli lagi, cukup hanya satu yang dimilikinya," tuturnya.
Sebagai informasi, pada akhir 2014 lalu Harley Davidson memilih untuk menutup pabrik perakitannya di Pulo Gadung, Jakarta Timur. Tingginya biaya operasional menjadi salah satu alasan penutupan pabrik oleh prinsipal motor premium asal Amerika Serikat ini.
(ags/gir)