Jakarta, CNN Indonesia -- PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) atau Pelindo I mendapatkan pinjaman sindikasi dari tiga bank badan usaha milik negara (BUMN) senilai total Rp 3 triliun untuk mendanai proyek perluasan tahap pertama pelabuhan peti kemas Kuala Tanjung, di Sumatera Utara.
Ketiga bank BUMN tersebut adalah PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Negara Indonesia Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dengan kucuran pinjaman masing-masing Rp 1 triliun. Sumber CNN Indonesia di Bank Mandiri mengatakan, perjanjian kerjasama pendanaan proyek pelabuhan Kuala Tanjung tersebut akan ditandatangani di Istana Kepresidenan sore ini, Senin (18/5) sekitar pukul 15.00 WIB.
"Untuk pinjaman tahap pertama ini cair semester pertama 2015," jelas sumber tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait imbal hasil (yield) dan waktu jatuh tempo, sumber tersebut mengatakan sampai saat ini masih dinegosiasikan oleh masing-masing bank dengan Pelindo I.
"Tapi komitmen kami Bank Mandiri untuk plafon totalnya Rp 2,5 triliun, yang mana Rp 1,5 triliun itu untuk tahap berikutnya," jelasnya.
Menurutnya, Bank Mandiri mendukung proyek-proyek infrastruktur yang dikelola BUMN karena menghemat aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) lebih banyak. Selain itu, risiko kredit macet lebih kecil karena pasti dibayar.
"Di tengah kelesuan ekonomi saat ini itu pilihan yang
reasonable, " tuturnya.
Selain itu, Bank Mandiri juga akan menandatangani bantuan pinjaman untuk Pelindo I sebesar Rp 1,8 triliun untuk proyek perluasan pelabuham peti kemas Belawan, Sumatera Utara.
"Kalau yang pelabuhan Belawan itu bukan sindikasi, hanya Bank Mandiri Rp 1,8 triliun," katanya.
Sokong Tol Laut JokowiPengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung oleh Pelindo I dengan menggandeng Port of Rotterdam International telah masuk dalam rencana pengembangan dan pembangunan 24 pelabuhan yang masuk dalam program tol laut Presiden Joko Widodo. Pengembangan Kuala Tanjung ditargetkan selesai pada 2018 dan diproyeksi menjadi pelabuhan terbesar di Selat Malaka.
Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana menjelaskan untuk tahap awal pada 2015 perseroan akan mengalokasikan dana sekitar Rp 4,9 triliun. Dana tersebut sebagian besar digunakan untuk fase pertama meliputi terminal pelabuhan multipurpose seperti terminal peti kemas, teminal curah cair untuk melayani pengiriman hasil perkebunan berupa minyak sawit (CPO).
Pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung akan dikerjakan selama 16-18 bulan, termasuk pembangunan dermaga sepanjang 400 meter, utilitas, peralatan, instalasi teknologi informasi.
Pembangunan tahap II meliputi pengembangan lapangan penumpukan seluas 10 hektare, termasuk pembangunan kawasan industrial seluas 1.000 hektar. Kemudian pada tahap III dilakukan pembenahan kegiatan peningkatan transhipment seluruh kegiatan bongkar muat dari Kuala Tanjung ke berbagai pelabuhan di dunia. Sedangkan tahap ke IV mewujudkan Kuala Tajung sebagai "City Port".
Dengan selesainya seluruh tahapan tersebut, maka Pelabuhan Tanjung Priok pada 2019 akan memiliki terminal curah cair berkapasitas 3,5 juta ton per tahun, curah kering 1 juta ton per tahun, peti kemas 400 ribu TEUs per tahun, dan dermaga baru sepanjang 400 meter.
Sepanjang 2015, Pelindo I menargetkan pendapatan sekitar Rp 2,3 triliun tumbuh sekitar 12 persen dari realisasi 2014. Sementara untuk laba bersih, perusahaan yang mengelola lima pelabuhan tersebut menargetkan bisa naik menjadi Rp 605 miliar dibandingkan realisasi laba bersih 2014 sebesar Rp 550 miliar.
(gen)