Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat terbatas (ratas) soal persiapan sejumlah kementerian menjelang Lebaran dan bulan puasa (Ramadan). Ia menginstruksikan para menteri untuk menjaga arus transportasi dan ketertiban selama Ramadan dan Lebaran, serta mengamankan stok bahan pokok.
"Dalam waktu dekat, meski kemarin sudah dibicarakan, sekali lagi, puasa dan Lebaran sudah dekat, jadi pelayanan dan kebutuhan pokok rakyat harus betul-betul dihitung, dikalkulasi, dan harus sudah siap," ujar Jokowi di Kantor Presiden, Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (25/5).
Untuk mengetahui perkembangan fokus persiapan jelang Lebaran itu, imbuh Jokowi, ia akan meminta tiap kementerian dan lembaga terkait untuk membuat laporan. "Saya nanti minta laporan kemajuan kerja dari masing-masing kementerian, dari bidang-bidang yang tadi saya sampaikan agar pencapaiannya bisa untuk rakyat," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga meminta para menteri terkait untuk membuat terobosan-terobosan pada program yang dampaknya bisa dirasakan langsung oleh rakyat. Hal itu menjadi rencana jangka pendek, terutama menjelang Ramadan dan Lebaran.
"Harus ada kemajuan kesiapan di bidang transportasi dan infrastruktur, terutama jembatan-jembatan. Kebutuhan pokok rakyat harus dipastikan tersedia dengan harga terjangkau," tegas Jokowi.
Dalam kesempatan yang berbeda, Kementerian Perdagangan menjamin persediaan beras aman pada Juli dan Agustus, khususnya pada saat lebaran. Sedangkan kenaikan harga akan diupayakan tak lebih dari lima persen.
Srie Agustina, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, mengatakan stok di Perum Bulog untuk menghadapi Ramadan mencapai 1,3 juta ton. Sedangan di penggilingan mencapai 5,4 juta ton. Jika ditambah dengan persediaan beras hasil pantauan di 165 pasar di seluruh Indonesia, maka stok beras bertambah 246,5 ribu ton sehingga total stok beras menjadi 6,7 juta ton.
Namun, Kementerian Perdagangan memperkirakan kebutuhan beras pada bulan-bulan tertentu, khususnya Ramadan dan Lebaran, mencapai 8,1 juta ton. Untungnya, menurut Srie, akan terjadi masa panen pada Juni hingga Juli.
“Sehingga ada kemungkinan kita bisa surplus,” kata Srie. Dari perhitungan Kementerian Perdagangan, pasokan dari panen diharapkan mencapai 1,9 juta ton, sehingga defisit 1,4 juta ton pada masa Ramadan dan Lebaran bisa ditutupi, malah berlebih.
(gir)