Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti diam-diam meminta kesediaan Faisal Basri, Mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi (Migas) untuk membantu Satuan Tugas (Satgas) Anti Illegal Fishing yang dibentuknya akhir tahun lalu dalam membongkar praktik mafia perikanan.
Faisal yang juga ekonom Universitas Indonesia tersebut mengaku bersedia menerima tawaran Susi dan bekerja di bawah koordinasi tim pimpinan Mas Achmad Santosa tersebut.
“Saya bantu Bu Susi dalam tim tersebut. Ternyata mafia perikanan lebih ngeri, nyawa bisa jadi taruhannya. Pantas kalau tim itu isinya orang-orang gila macam Pak Ota dan Pak Yunus Husein (Wakil Ketua Satgas),” ujar Faisal saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (26/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Faisal, lebih ngerinya upaya membongkar mafia perikanan karena dalam industri tersebut sudah terbukti ada praktik perbudakan yang dilakukan oleh pengusaha lokal dibantu sokongan dana dari luar negeri sebagai pemegang saham perusahaan.
Tidak hanya itu, Faisal bahkan menyebut nama pengusaha kayu zaman Orde Baru sebagai salah satu otak mafia perikanan di Indonesia.
“Dulu orang ini raja hutan yang berbisnis kayu. Setelah kayunya habis, pulau yang sudah trondol itu dijadikan pusat perbudakan perusahaan ikan. Mata rantainya kita sudah punya, datanya sudah ada, dan petanya sudah lengkap. Tinggal menunggu Bu Susi saja menyampaikan ke publik,” kata Faisal.
Diperkuat KeppresUntuk menjamin perlindungan hukum atas ancaman yang mendarat di Satgas Anti Illegal Fishing, Faisal menyebut Presiden Joko Widodo akan menerbitkan Keputusan Presiden (Keppres) atas pembentukan tim tersebut.
“Jadi kalau hanya Keputusan Menteri kan ruang gerak tim masih terbatas. Insya Allah mau keluar Keppresnya. Nanti kita bisa bongkar lebih banyak modus operandi mafia ikan ini, karena lebih ngeri dari mafia migas. Nyawa taruhannya,” kata Faisal.
(gir)