Faisal Basri Sebut Roadmap Kementerian Perdagangan Sesat

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Senin, 23 Feb 2015 14:05 WIB
Faisal menilai target tersebut mustahil ditengah penurunan harga minyak dunia dan produksi dalam negeri yang terus menurun dalam 2 tahun terakhir.
Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri, memberikan keterangan terkait rekomendasi kebijakan BBM bersubsidi, di Kementrian ESDM, Jakarta, Minggu, 21 Desember 2014. (CNN Indoneisa/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perdagangan menargetkan kenaikan angka ekspor hingga 300 persen hingga 2019 mendatang. Target tersebut pun sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 5 tahunan. Namun target tersebut mendapat kritikan pedas dari ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri.

Faisal yang saat ini menjadi Ketua Tim Reformasi dan Tata Kelola Migas mengatakan target tersebut mustahil ditengah penurunan harga minyak dunia dan produksi minyak dalam negeri yang terus mengalami penurunan sejak 2 tahun terakhir.

"Produksi minyak mentah yang menjadi komoditas terpenting ekspor Indonesia terus turun. Migas ekspornya turun terus enggak bisa naik, ekspor di bulan Januari 2015 turun 8,1 persen," kata Faisal saat dalam acara diskusi dengan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel di Jakarta, Senin (23/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu penurunan harga komoditas dunia juga tengah mengalami penurunan, dan hal ini membuat produksi di bidang jasa tidak terlalu kompetitif, sehingga hampir mustahil Presiden Joko Widodo mewujudkan impian nawa citanya dalam perihal ekspor.

"Ekspor Indonesia ke Asean dan Asia turun, tapi ke negara lain Eropa dan Amerika justru naik. Kita harus punya roadmap yang tidak sesat," kata pria yang akrab disapa FB itu.

Sementara itu Rachmat Gobel menilai target ekspor yang tinggi justru menjadi pemacu kinerja pemerintah untuk memberikan insentif dalam menggenjot ekspor.

"Jangan lihat angka 300 persen, tetapi amount-nya (jumlah). Tahun 2014 ekspor kita US$ 176 miliar, ditargetkan 2019 adalah US$ 458 miliar. Negara lain ekspornya sudah lebih tinggi dari kita," kata Gobel.

Gobel mengaku sudah punya strategi mencapai target ekspor 300 persen hingga 2019. Salah satunya adalah memberdayakan Atase Perdagangan dan ITPC (International Trade Promotion Center) yang ada di beberapa negara.

"Saya sudah panggil Atase Perdagangan dan ITPC, bagaimana meningkatkan ekspor 300 persen. Caranya bagaimana membedah pasar dan produk serta apa hambatannya," imbuhnya. (gir/gir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER