Jakarta, CNN Indonesia -- Produsen elektronik asal Jepang, Casio, menyatakan lesunya kondisi perekonomian di Indonesia berdampak pada menurunnya permintaan pasar atas proyektor digital.
“Kondisi pasar saat ini sedang tidak baik. Dalam satu, dua bulan terakhir penjualan (proyektor ) terpengaruh, turun sekitar dua digit,” tutur Kazunori Yamagishi, Perwakilan Casio Singapore dalam peluncuran produk XJ-V1 di Jakarta, Selasa (9/6).
Meskipun tidak menyebutkan persentase penurunan secara pasti, Yamagishi menilai lesunya perekonomian, tidak hanya berdampak pada pasar proyektor tetapi juga pasar elektronik secara umum.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Khusus untuk pasar proyektor di Indonesia, diakui Yamagishi, tidak mudah untuk ditaklukan. Selama ini pasar proyektor digital di Indonesia didominasi oleh merek Epson dan konsumen pun sangat berorientasi pada harga. Sementara itu, harga produk proyektor digital yang diproduksi Casio tergolong premium. Tak ayal, pangsa pasar proyektor Casio masih tergolong kecil di Tanah Air.
Namun demikian, Casio terus berusaha memberikan inovasi dan berkontribusi dalam menciptakan produk yang unggul di kelasnya. “Kami terus berkomunikasi dengan pelanggan bagaimana kami memperbaiki teknologi kami dan bagaimana mereka dapat memanfaatkan produk kami untuk meningkatkan gaya hidup maupun membantu aktivitas pendidikan mereka,” tutur Yamagishi.
Salah satu buktinya adalah dengan meluncurkan produk proyektor baru XJ-V1. Produk yang menyasar segmen korporasi dan dunia pendidikan ini diklaim Casio sebagai produk yang ramah lingkungan karena memanfaatkan teknologi bebas-lampu tersebut (lamp-free technology).
Thian Fong, Manajer Penjualan Divisi Proyektor Digital Casio Singapore Pte, Ltd mengungkapkan berbeda dengan lampu proyektor konvensional, XJ-V1 menggunakan teknologi LED-Laser Hybrid yang meniadakan penggunaan lampu proyektor. Seperti diketahui lampu proyektor mengandung zat merkuri yang beracun.
“Selain itu, Casio membantu pengguna menghemat uangnya karena waktu pakai dari sumber cahaya proyektor XJ-V1 sangat panjang, mencapai 20 ribu jam sedangkan waktu pakai proyektor yang menggunakan lampu merkuri mungkin hanya mencapai 3 – 4 ribu jam, ” tutur Fong dalam kesempatan yang sama.
Diakui Fong, XJ-V1 tergolong produk premium dengan harga jual per unit sedikit di atas produk sejenis di kelasnya. XJ-V1 dibanderol seharga US$ 699 per unit atau sekitar Rp 9 juta-an, lebih tinggi dari harga rata-rata proyektor di pasaran yang ada di kisaran US$400 – US$ 500. Meskipun demikian, Fong menilai konsumen akan tetap diuntungkan karena tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mengganti lampu.
Selanjutnya, proyektor yang diproduksi langsung oleh pabrik Casio di Yamagata, Jepang ini juga relatif mudah digunakan. Produk ini hanya membutuhkan sekitar 5 detik untuk dinyalakan maupun dimatikan, jauh lebih cepat dari proyektor lain yang dapat menghabiskan waktu semenit untuk melakukan operasional serupa. “Produk ini juga memiliki perlindungan optik yang tahan debu,” ujarnya.
Dengan diluncurkannya produk ini,
Casio berharap mampu menembus lima besar pasar proyektor global.Sebagai informasi, berdasarkan data Future Source, tahun ini penjualan proyektor global diprediksi mengalami penurunan dari 7,4 juta unit pada tahun 2014 menjadi 7,1 juta unit. Tahun lalu, Casio hanya menguasai sekitar 1,3 persen dari pangsa pasar proyektor secara umum. Kendati demikian, Casio menguasai sekitar 87, 4 persen dari pangsa pasar proyektor sejenis XJ-V1 yang menggunakan teknologi LED-Laser sebagai sumber cahayanya yang tahun lalu terjual sekitar 102.350 unit di pasaran global.
(ags)