Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah mengkaji alat baru mitigasi krisis keuangan berupa dana stabilisasi keuangan (
bond stabilization fund). Instrumen ini tengah dipersiapkan untuk melengkapi kerangka stabilisasi obligasi (
bond stabilization framework/BSF) yang dirancang sebelumnya untuk menghadapi kemungkinan terburuk dari bencana keuangan.
"Kita harus siapkan skema (
bond stabilization fund) supaya ada dana khusus untuk melakukan stabilisasi," ujar Menteri Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro di Gedung DPR, Rabu (10/6) malam.
Dana mitigasi ini, jelas Bambang, logikanya semacam dana cadangan abadi yang bisa dipakai hanya dalam kondisi ekonomi darurat (
emergency). Dana siaga ini di luar pos anggaran pembelian kembali (
buyback) surat utang negara (SUN) yang rutin dialokasikan setiap tahunnya dalam APBN.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"APBN paling menambahkan kalau perlu. Ini konsep ya. Tapi sementara kita belum sampai ke sana. Kami baru bicara
framework (BSF) dulu.
Framework saja belum pernah dipakai," tuturnya.
Menurutnya, dana untuk
buyback SUN yang dianggarkan dalam APBN jumlahnya terbatas dan peruntukannya bukan di saat kondisi kritis. Dana
buyback biasanya disuntikan ke sistem untuk menjaga likuiditas dan tingkat imbal hasil (
yield) atau menggairahkan pasar yang tengah lesu.
"Kalau
stabilization framework atau
fund nantinya itu dipakai kalau kondisinya mengharuskan intervensi. Misalnya, kalau ada potensi
sudden reversal (pelarian modal), ketika orang asing ramai-ramai menarik dana dari SUN," tuturnya.
Untuk mitigasi tahap awal, lanjut Bambang, pemerintah akan memanfaatkan kerangka kebijakan stabilisasi obligasi (BSF) dengan menagih komitmen BUMN terkait alokasi dana pensiun, asuransi dan anggaran khusus untuk buyback SUN.
"Kalau yang
fund dedicated. Ada dana yang disimpan untuk kalau diperlukan. Belum sampai final, baru konsep umum," tuturnya.
Sayangnya, Bambang belum bisa memastikan berapa kebutuhan
bond stabilization fund dan kapan dana siaga ini mulai dianggarkan.
"Ini bukan untuk intervensi. Artinya ini harus ada sebagai stabilisasi saja, bukan untuk cari keuntungan. Ketika BSF terpakai penuh dan masih belum cukup, baru fund-nya masuk," jelasnya.
(ags/gen)