Bangun Pabrik Karet, Synthetic Rubber Tunjuk 2 Kontraktor

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 01 Jul 2015 18:29 WIB
PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) akan membangun pabrik karet sintetis senilai US$ 435 juta pada akhir tahun ini dan dijadwalkan beroperasi awal 2019.
Maskot Michelin, Bibendum. ( REUTERS/Regis Duvignau)
Jakarta, CNN Indonesia -- PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) telah menunjuk Toyo Engineering Corporation dan PT Inti Karya Persada Tehnik sebagai kontraktor pembangunan pabrik karet sitetis senilai US$ 435 juta di Cilegon, Banten.

Perusahaan patungan (joint venture) petrokimia nasional, PT Chandra Asri Petrochemical (CAP) dengan pabrikan ban asal Perancis, Compagnie Financiere Du Groupe Michelin itu menargetkan kapasitas produksi 120 ribu ton per tahun dari pabrik itu.

" SRI telah menandatangani kontrak EPC (engineering, procurement, and construction) dengan Toyo Engineering Corporation dan PT Inti Karya Persada Tehnik untuk membangun pabrik yang berkapasitas 120.000 ton per tahun ini. Diharapkan, pabrik selesai pada awal 2018," ujar Corporate Secretary CAP, Suryandi melalui siaran pers dikutip Rabu, (1/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan penunjukkan dua kontraktor itu, jelas Suryandi, perusahaan bisa segera memulai pembangunan pabriknya pada kuartal IV 2015. Menurutnya, proses penyiapan lahan sudah selesai, di mana lokasinya berdekatan dengan kompleks pabrik CAP.

"Jika sudah selesai, nantinya pabrik ini akan menjadi penghasil satu-satunya karet sintetis dengan proses teknologi yang canggih di Indonesia. Pabrik ini rencananya bisa memproduksi Polybutadiene Rubber dengan Neodymium Catalyst dan Solution Styrene Butadiene Rubber," tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, SRI berencana untuk membangun pabrik karet sintetis senilai US$ 435 juta yang diharapkan bisa beroperasi awal 2019. Sebanyak 55 persen dari kepemilikan perusahaan tersebut dikelola oleh Michelin dan sisa 45 persennya dimiliki oleh CAP.

Pabrik ini diharapkan mampu berproduksi neodymium catalyst butadiene rubber sebesar 40 ribu ton per tahun dan solution styrene butadiene rubber sebanyak 125 ribu ton per tahun. Pada proses produksinya nanti, pabrik ini akan menggunakan bahan baku butadiene yang dihasilkan oleh PT Petrokimia Butadiene Indonesia, yaitu entitas anak Perseroan.

Selain itu, perusahaan juga berharap bisa menghasilkan ekspor sebesar US$ 400 juta per tahunnya.

SRI sendiri juga tengah meminta fasilitas tax holiday kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Namun hingga pertengahan Juni kemarin, BKPM mengatakan bahwa perseroan belum mengajukan berkas-berkas terkait fasilitas fiskal tersebut.

(ags/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER