Jakarta, CNN Indonesia -- PT Barito Pacific Tbk dan Compagnie Financiere Michelin, produsen ban asal Perancis, mengajukan permohonan fasilitas tax holiday kepada pemerintah untuk meneruskan pembangunan pabrik karet sintetis di Cilegon, Provinsi Banten.
Muhammad Khayam, Direktur Industri Kimia Dasar Kementerian Perindustrian mengatakan permohonan tersebut disampaikan manajemen kedua perusahaan ketika bertemu dengan Menteri Perindustrian Saleh Husin di kantornya hari ini, Kamis (26/3).
"Saat ini pembangunan pabrik karet sintetis mereka sudah tahap
engineering, procurement, contract (EPC). Siap dibangun tahun ini, oleh karena itu mereka minta tax holiday dari pemerintah," ujar Khayam di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta, Kamis (26/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tax holiday sendiri merupakan insentif pembebasan pajak penghasilan untuk jangka waktu tertentu bagi penanam modal baru yang merupakan industri pionir. Fasilitas tersebut memungkinkan untuk diperoleh para investor dengan persetujuan Kementerian Keuangan setelah terlebih dulu direkomendasikan oleh Kementerian terkait di sektor tersebut dan di evaluasi oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Badan Kebijakan Fiskal (BKF).
Khayam mengatakan, Kementerian Perindustrian sampai saat ini menilai tax holiday layak diberikan kepada Michelin karena instansinya ingin perusahaan Perancis tersebut juga membangun pabrik ban di Indonesia. Tidak hanya ban untuk kebutuhan industri otomotif, tetapi juga ban yang digunakan untuk menjalankan alat berat di industri perkebunan dan pertambangan.
"Kami ingin mendorong Michelin untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi ban-nya di regional Asia. Mereka sudah punya pabrik ban di Thailand dan Tiongkok, kenapa tidak sekalian di Indonesia," ujar Khayam.
Menurut Khayam, ekspansi pabrik otomotif baru yang belakangan rajin di lakukan oleh Toyota, Mitsubishi, dan produsen mobil lain di Indonesia merupakan peluang yang harus dimanfaatkan oleh pelaku industri penunjang seperti ban.
"Selama ini Michelin sudah memiliki kerjasama pembelian karet sintetik sekitar 30 persen dari kapasitas produksi Gadjah Tunggal. Jadi kami minta supaya jangan hanya beli bahan baku nya saja dari Indonesia, tetapi sekalian bangun pabrik ban," katanya.
Pada 17 Juni 2013 lalu, Michelin telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pembangunan pabrik karet sintetis dengan anak usaha Barito Pacific yaitu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk di Cilegon, Banten.
Pabrik senilai US$ 435 juta tersebut nantinya akan dikelola oleh perusahaan patungan PT Synthetic Rubber Indonesia (SRI) dengan komposisi kepemilikan 55 persen oleh Michelin dan 45 persen sisanya oleh Chandra Asri.
Pabrik tersebut dijadwalkan mulai dibangun pada awal 2015 dan ditargetkan selesai di 2017 mendatang. Dari pabrik tersebut, SRI akan memproduksi polybutadiene rubber, neodymium catalyst, dan solution styrene butadiene rubber dengan kapasitas 120 ribu ton per tahun. Tiga jenis karet tersebut merupakan bahan pembuatan ban ramah lingkungan yang menjadi keunggulan Michelin.
(ags)