IHSG Mengandalkan Topangan Kinerja Semester I Para Emiten

CNN Indonesia
Selasa, 28 Jul 2015 06:41 WIB
Naik atau turunnya IHSG juga akan terpengaruh dari laporan kinerja semester I 2015 para emiten yang melantai di bursa.
Bursa Efek Indonesia. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Reza Priyambada, Head of Research NH Korindo Securities Indonesia memperkirakan pada perdagangan Selasa (28/7) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada pada rentang support 4760-4765 dan resisten 4800-4854. Masih maraknya sentimen negatif disebut Reza menjadi faktor yang melemahkan IHSG.

“Hanya transaksi BoW dan aksi beli pada saham-saham yang masih memiliki tren naik yang dapat membuat IHSG terangkat karena secara tren, IHSG telah membuka peluang penurunan berlanjut,” ujar Reza dikutip dari riset, Selasa (28/7).

Naik atau turunnya IHSG menurut Reza juga akan terpengaruh dari laporan kinerja semester I 2015 para emiten yang melantai di bursa. Kemarin, pelaku pasar lebih memilih melancarkan aksi jual setelah PT Astra Agro Lestari Tbk melaporkan kinerja yang melorotkan indeks perkebunan. Begitupun dengan ekspektasi akan penurunan kinerja dari emiten lainnya yang membuat pelaku pasar memilih untuk melepas saham yang dimilikinya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Akibatnya rilis kenaikan kinerja dari PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk dan PT Bank Tabungan Negara Tbk tak cukup mampu menahan pelemahan indeks sektornya masing-masing. Bahkan rilis kenaikan FDI dan kebijakan OJK yang diklaim dapat membantu peningkatan pasar modal serta kebijakan kredit perbankan juga tidak mampu menjadi sentimen yang direspons positif,” jelas Reza.

Rupiah Cenderung Melemah

Sementara itu, rupiah belum memberikan sinyal penguatan dalam waktu dekat dan cenderung bertahan di zona merah. Pelaku pasar pun enggan mentransaksikan rupiah sehingga lajunya cenderung kian tertekan. Apalagi menurut Reza pelemahan ini masih sama penyebabnya dimana terkena sentimen pelemahan tidak langsung dari harga-harga komoditas.

“Maraknya pemberitaan mengenai ekonomi Tiongkok yang berpotensi terkoreksi di kuartal II 2015 telah membuat harga-harga komoditas terus melemah. Pelemahan ini tentu saja dimanfaatkan oleh dolar Amerika Serikat untuk berbalik menguat,” katanya.

Kemarin kurs tengah Bank Indonesia (BI) memperdagangkan rupiah pada angka Rp 13.450-Rp 13.457 per dolar.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER