Jakarta, CNN Indonesia -- PT Regio Aviasi Industri (RAI) tengah mengembangkan pesawat bernama R80 yang diklaim bakal memiliki kemampuan lebih baik dibandingkan pesawat buatan Avions de Transport Régional (ATR), pabrikan pesawat propeler asal Perancis - Italia. Untuk mengembangkan pesawat komersial tersebut, RAI membutuhkan dana sekitar US$ 700 juta atau Rp 9,2 triliun.
Ilham Akbar Habibie, Komisaris RAI mengatakan saat ini perusahaannya masih mengerjakan rancangan desain dan pemilihan perangkat mesin pesawat yang mampu mengangkut 80-90 penumpang.
"Kalau sudah masuk pembuatan
prototipe, kami perkirakan sebagian akan dikerjakan PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Sementara perakitan akan dilakukan di Bandara Kertajati yang sekarang sedang dibangun," kata Ilham di Jakarta, Kamis (30/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Putra dari mantan Presiden B.J. Habibie ini mengungkapkan pengembangan R80 akan dilakukan dengan mempertimbangkan segala aspek mulai dari keselamatan penumpang hingga performa kelayakan terbang burung besi tersebut.
Ilham bahkan mengklaim kualitas pesawat buatan RAI akan berada di atas tipe ATR yang digunakan maskapai pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk untuk melayani penerbangan jarak pendek.
"R80 punya keunggulan dibanding tipe yang lain karena lebih efisien dan efektif. Selain itu pesawat ini juga bisa terbang minimal 1,5 jam tergantung mesin baling-baling yang dipakai," katanya.
Ia menambahkan, R80 ditargetkan bisa melakukan penerbangan perdana pada 2019 mendatang. Untuk mengejar target itu selain penelitian dan pengembangan, RAI juga tengah mengurus sejumlah perizinan dari pemerintah pusat dan daerah.
"Saat ini kami juga sudah mengantongi komitmen pembelian pesawat sebanyak 155 unit dari beberapa perusahaan. Kalau soal harga, mungkin akan dijual di US$ 22 juta sampai US$ 25 juta per unit," kata Ilham.
(gen)