Jakarta, CNN Indonesia -- Pemogokan para pedagang daging sapi di beberapa pasar di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, ternyata tak hanya berdampak pada konsumen langsung. Pedagang baso daging sapi juga merasakan sulitnya mendapatkan bahan baku utamanya.
Tengoklah kios baso milik Sukimin yang sehari-hari mangkal di Jalan Petamburan, Jakarta Barat. Kios ini tutup sejak hari Minggu (9/8).
“Habis bagaimana, bahan pokoknya tak ada daging sejak hari Minggu,” kata Sukimin kepada CNN Indonesia TV, Selasa (11/8). “Sudah tiga hari saya tidak jualan.”
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penutupan usaha untuk sementara membuat sejumlah karyawan yang dipekerjakan Sukimin juga menganggur. Kerugian Sukimin disebutnya mencapai Rp 9 juta. Untuk meminimalisir kerugian, bumbu, sambal, dan saus, harus disimpan di lemari pendingin supaya bisa dipakai lagi saat nanti waktunya buka kembali.
Aksi mogok para pedagang daging sapi dimulai sejak Sabtu (8/8) pekan lalu. Mereka menyalahkan pemerintah yang mengurangi kuota impor sapi, dari 250 ribu ekor pada kuartal II-2015 menjadi hanya 50 ribu ekor pada kuartal III-2015.
Pengurangan ini, menurut mereka, telah membuat pasokan berkurang dan harganya pun melambung tinggi. Di pasaran, harga daging sapi ada yang bahkan mencapai Rp 140 ribu per kilogram.
Tapi benarkah itu satu-satunya alasan yang menyebabkan harga daging sapi semahal itu? Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo) punya cerita lain.
Asosiasi itu mengakui salah satu pemicu gejolak harga daging di pasaran adalah strategi pedagang mengerem penjualan. Langkah ini diklaim bukan aksi penimbunan untuk mencari untung, tetapi lebih pada menjaga kesinambungan usaha hingga akhir tahun menyusul pasokan daging impor yang terbatas.
"Ini murni
supply-demand. Apa yang mau dimainkan, tidak ada. Kondisi sekarang ini, pemerintah hanya mengeluarkan izin impor 50 ribu untuk kuartal III, makanya perlu ada
replacement untuk menjaga kontinuitas bisnis sampai lima bulan ke depan," ujar Direktur Eksekutif Apfindo, Johny Liano kepada CNN Indonesia, Senin (10/7). (Baca:
Jelang Qurban, Pengusaha Daging Sengaja Tahan Penjualan)
(ded/ded)