Menteri Andrinof: Proyek Kereta Cepat China US$ 5,5 Miliar

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 11 Agu 2015 14:28 WIB
"Mereka menyatakan berminat untuk melakukan proyek kereta cepat setelah menelaah proposal yang dimiliki Jepang," ujar Andrinof Chaniago.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Chaniago (kedua dari kanan). (CNN Indonesia/Gentur Putro Jati)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Andrinof Chaniago akhirnya membuka nilai pembangunan kereta cepat (High Speed Rail) yang ditawarkan Pemerintah China, yaitu berada di angka US$ 5,5 miliar.

Rencananya, uang tersebut akan digelontorkan melalui konsorsium delapan perusahaan China yang terdiri dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun pihak swasta yang berasal dari negara tersebut.

"Nilai investasi yang mereka tawarkan berada di angka US$ 5,5 miliar dengan masa pembangunan selama tiga tahun. Mereka menyatakan berminat untuk melakukan proyek kereta cepat setelah menelaah proposal yang dimiliki Jepang," ujar Andrinof di kantornya, Selasa (11/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari mana Pemerintah China bisa mendapatkan proposal proyek kereta cepat yang disodorkan Jepang, Andrinof tidak menjelaskannya.

Lebih lanjut, Andrinof menyatakan bahwa angka investasi itu memiliki tenor selama 40 tahun dengan bunga pinjaman 2 persen per tahunnya. Tawaran Jepang, ucapnya, juga menawarkan bunga pinjaman dengan jumlah yang sama namun ia mengaku lupa akan angka investasi yang ditawarkan Jepang.

"Selain itu, proyek China ini tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Murni gabungan dari delapan konsorsium perusahaan asal negara tersebut," tuturnya.

Perpanjang Lintasan

Andrinof mengatakan bahwa Pemerintah China bersedia untuk memanjangkan lintasan kereta cepat dari Gedebage, Bandung ke stasiun Manggarai, Jakarta. Padahal awalnya, China hanya mau membuat proyek dari Bandung hingga Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur saja.

"Bahkan kami minta mereka untuk memanjangkan proyek sampai stasiun Gambir, Jakarta Pusat," tambah Andrinof.

Kendati mengaku tawaran China menjanjikan, namun keputusan pemenang tender kereta cepat rencananya masih akan diumumkan dua pekan mendatang. Ia mengatakan, bukan hanya masalah nilai investasi saja yang akan menjadi pertimbangan utama.

"Selain nilai investasi, tapi kami juga mempertimbangkan jumlah tenaga kerja, asal tenaga kerja, porsi Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), pelayanan publik, dan lain-lain," pungkas Andrinof.

Kemarin, Menteri Komisi Pembangunan Nasional dan Reformasi China Xu Shaoshi telah membocorkan isi studi kelayakan kereta cepat milik negaranya yang berisi rencana pembangunan jalur kereta cepat yang lebih panjang, dengan stasiun penghubung lebih banyak, dan kecepatan lebih tinggi. Desain jalur kereta cepat yang dibuat China menurutnya memiliki rentang 150 kilometer (km) dengan rasio jembatan terhadap terowongan sebesar 62 persen.

"Kereta kami mampu melaju 350 km per jam. Selain itu, kami memberikan harga yang financial plan lebih kompetitif, cost efective proyek kami dalam proposal lebih baik. Kami bisa menjamin proyek ini bisa rampung dalam tiga tahun," ujar Shaoshi di kantor Presiden Joko Widodo, Senin (10/8). (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER