Jakarta, CNN Indonesia -- PT INKA (Persero) tengah bersaing memperebutkan tender internasional pengadaan kereta api penumpang di Bangladesh. Adapun nilai tendernya mencapai US$ 150 juta.
Direktur Utama INKA, Agus Purnomo mengungkapkan, dalam proses tender itu pihaknya menggandeng perusahaan asal China. Sebelumnya, lanjut Agus, INKA pernah mengalahkan China untuk tender pengadaan kereta serupa di Bangladesh senilai US$ 72 juta.
“Dari pengalaman lalu, biasanya head to head, sekarang kolaborasi maunya China untuk tender (kereta) di Bangladesh,” tutur Agus saat mengikuti rapat dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus mengatakan, selain Bangladesh, perseroannya juga berencana memasok kereta ke negara lain seperti Myanmar dan Srilanka. Siasat ini diambil perseroan mengingat pasar dalam negeri belum bisa sepenuhnya diandalkan.
“Kalau hanya mengandalkan market lokal tidak cukup. Jadi merambah ke pasar luar negeri,” kata Agus.
Terkait dengan pembiayaan produksi kereta, Agus menjelaskan, INKA saat ini dibantu oleh Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI/ Exim Bank) dengan memanfaatkan fasilitas
National Interest Account (NIA) dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Fasilitas pembiayaan ini akan digunakan untuk mendanai produksi kereta api yang akan dipasok ke negara-negara yang lebih miskin dibandingkan Indonesia.
“Ada program
National Interest Account (NIA) untuk negara-negara yang lebih miskin dari Indonesia, seperti negara di Afrika. Kami bersama dengan Exim Bank membawa pendanaan untuk bikin kereta api di sana. Sekarang sedang dikomunikasikan. Dengan Myanmar sudah ada proposal, Mesir juga,” ujarnya.
Produksi kereta INKA saat ini terpusat di Madiun, Jawa Timur. Dengan adanya pesanan dari negara asing, Agus berharap pabrik Madiun akan disesaki oleh kereta barang dan penumpang.
(ags)