Jakarta, CNN Indonesia -- Tak hanya akan mengembangkan Pusat Logistik Berikat (PLB) khusus produk minyak dan gas (migas), pemerintah juga akan mengembangkan kawasan berikat serupa untuk produk dan komoditas lain. Salah satu kawasan industri yang juga tengah dipersiapkan adalah PLB khusus produk farmasi.
"Kami akan kembangkan ke komoditas lain, ke produk farmasi," ujar Edy Putra Irawady, Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Industri Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian kepada CNN Indonesia, Senin (21/9).
Selama ini, jelas Edy, Indonesia juga sangat bergantung kepada Singapura sebagai
hub distribusi produk-produk farmasi. Hal ini membuat Indonesia mengalami kerugian ganda, yakni biaya angkut yang tinggi serta pendapatan pajak yang hilang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Selama ini) kan kita terlalu tergantung dengan Singapura. Mau beli obat harus lewat Singapura. Mau beli kursi operasi harus lewat dia. Mau beli MRI harus lewat dia semuanya. Kita kehilangan dua loh
cost angkut sama
income tax karena
head quater-nya semua di Singapura. Jadi pajak badan diterima dia," tuturnya.
Pembangunan pusat logistik berikat (PLB) merupakan bagian dari Paket Kebijakan Ekonomi jilid I yang diumumkan pemerintahan Joko Widodo baru-baru ini. Pembangunan PLB ini dimaksudkan untuk memperlancar distribusi dan menekan biaya logistik.
Manfaat yang diharapkan pemerintah dari pembangunan PLB adalah agar terjamin kebutuhan pokok masyarakat dengan harga murah dan jumlah yang cukup.
(ags/gen)