Pengusaha Dukung Indonesia jadi Pusat Logistik Asia Tenggara

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Rabu, 23 Sep 2015 15:26 WIB
Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia menjadi pusat logistik mengingat ukuran ekonominya yang sangat besar.
Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Masita di Jakarta, Rabu (23/7). (CNN Indonesia/Galih Gumelar).
Jakarta, CNN Indonesia -- Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mendukung rencana pemerintah mmebangun sejumlah kawasan logistik berikat untuk mengurangi ketergantungan produk impor dari negara lain. ALI menyatakan bahwa sudah saatnya Indonesia menjadi pusat logistik mengingat ukuran ekonominya yang sangat besar.

Ketua Umum ALI Zaldy Masita mengatakan kebutuhan industri nasional akan bahan baku beragam komoditas memang lebih besar dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Sehingga sangat logis jika pemerintah ingin memusatkan logistik komoditas strategis di Indonesia. Alasannya, sebanyak 40 persen dari populasi Asia Tenggara yang mencapai 600 juta jiwa tinggal di Indonesia.

"Indonesia ini pemain utama di Asia Tenggara. Sehingga kalau dibangun pusat logistik, kita akan menjadi negara yang berpengaruh di kawasan ini. Apalagi pemerintah rencananya mau memindahkan gudang-gudang regional yang ada di negara lain seperti Malaysia atau Singapura," ujar Zaldy di Jakarta, Rabu (23/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebijakan tersebut menurutnya bisa mengurangi biaya logistik bagi beberapa komoditas tertentu. Ia memberi contoh bahwa pemindahan pusat logistik kapas dari Malaysia ke Cikarang Dry Port (CDP) bisa mengurangi beban logistik sebesar 30 persen.

"Selama ini para industri harus beli melalui perusahaan-perusahaan besar yang ada di luar negeri. Dengan adanya pusat logistik berikat ini, ekspor industri akan naik karena lebih kompetitif. Selain itu, Indonesia juga akan sering mengekspor ke luar negeri karena kan kita yang pasok bahan baku untuk mereka," jelasnya.

Kesampingkan Gesekan

Menurut Zaldy, risiko gesekan yang akan dialami pemerintah maupun pengusaha Indonesia yang ingin membangun pusat logistik berikat (PLB) dengan pemerintah dan pengusaha negara lain yang terganggung dengan kehadirannya tidak bisa dihindari. Namun ia berpendapat hal itu adalah reaksi wajar karena pendapatan negara-negara tertentu berpotensi berkurang akibat kebijakan tersebut.

"Selama ini kan negara seperti Singapura dan lainnya mendapat penerimaan besar dari kawasan berikat maupun logistik berikat itu. Tak heran kalau nanti ada gesekan dengan mereka, tapi kami tak khawatir dengan hal itu," jelasnya.

Sebagai informasi, rencana pembangunan kawasan berikat logistik tersebut muncul setelah pemerintah mengumumkan akan merubah Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 tahun 2009 tentang Tempat Penimbunan Berikat, di mana salah satu poin tersebut adalah semakin mendekatkan industri-industri dalam negeri dengan bahan baku asal impor dan juga mendorong penurunan biaya logistik.

Pemerintah sendiri sejauh ini berencana untuk membangun kawasan logistik berikat di Cikarang, Jawa Barat untuk komoditas kapas dan Balikpapan, Kalimantan Timur untuk komoditas minyak. Rencananya, pemerintah juga akan membuka kesempatan kawasan logistik berikat untuk komoditas hortikultura dan juga farmasi. (gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER