Skandal Volkswagen Ancam Perekonomian Jerman

Elisa Valenta Sari | CNN Indonesia
Kamis, 24 Sep 2015 13:23 WIB
Skandal uji emisi yang menimpa perusahaan otomotif Volkswagen (VW) dikhawatirkan berkembang menjadi ancaman bagi perekonomian Jerman.
Ilustrasi (CNN Indonesia/Reuters/Aly Song)
Jakarta, CNN Indonesia -- Skandal uji emisi yang menimpa perusahaan otomotif raksasa Jerman, Volkswagen (VW), telah mengguncang dunia bisnis negara tersebut. Para analis memprediksi kasus tersebut bisa berkembang menjadi sebuah ancaman bagi perekonomian Jerman.

Pasalnya VW adalah produsen mobil terbesar di Jerman yang telah mempekerjakan ribuan tenaga kerja. Diperkirakan ada lebih dari 270 ribu pekerja yang bekerja di bidang perakitan dan ribuan lainnya yang bertugas di bidang distribusi penjualan.

CEO VW Martin Winterkorn harus menebus kesalahan perusahaannya. Dia memilih mengundurkan diri dari jabatannya pada Rabu (23/9) kemarin.
"Seketika, kasus Volkswagen telah menjadi ancaman bagi kemunduran ekonomi Jerman. Ancaman ini lebih besar daripada krisis utang yang dialami oleh Yunani," ujar Chief Economist ING Carsten Brzeski dikutip dari Reuters, Kamis (24/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika penjualan Volkswagen di Amerika Utara merosot ke depannya, ini tidak hanya akan berimbas pada perusahaan tapi perekonomian Jerman secara keseluruhan," Carsten menambahkan.

Sebagai informasi tahun lalu penjualan mobil pabrikan Volkswagen di Amerika Serikat nyaris menyentuh angka 600 ribu unit mobil atau 6 persen dari 9,5 juta penjualan dunia.

Hingga akhirnya pada Jumat (18/9) lalu Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (Environmental Protection Agency/EPA) dan California Air Resources Board (CARB) melaporkan bahwa VW Amerika Serikat memasang piranti lunak khusus pada beberapa kendaraan diesel untuk mengakali kewajiban uji emisi di negara itu.

Petugas EPA Cynthia Giles mengatakan perusahaan tersebut bisa kena penalti hingga US$ 18 miliar.

Meski perusahaan menyatakan kesanggupannya untuk membayar denda penalti, permasalahan belum bisa dianggap selesai. Skandal tersebut dikhawatirkan mampu memicu gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) para karyawan Volkswagen.

Pemerintah Jerman khawatir masalah serupa bisa saja terjadi pada perusahaan otomotif Jerman lainnya seperti Daimler dan BMW. Pasalnya, industri otomotif memang menjadi pilar pertumbuhan ekonomi negara Angela Merkel itu.

"Industri ini sangat inovatif dan sukses di Jerman. Industri ini membantu pemerintah mengurangi angka penganggauran," ujar jurau bicara Kementerian Ekonomi Jerman.

Namun para analis berpendapat, tingginya tingkat ketergantungan negara pada industri otomotif itulah yang menjadikan ancaman pada potensi pertumbuhan ekonomi Jerman yang diprediksi melaju sebesar 1,8 persen tahun ini. Terlebih Jerman harus menghadapi dampak perlambatan ekonomi China.

"Sekali penjualan mobil anjlok, maka akan berimbas ke seluruh kondisi ekonomi negara," ujar pengamat industri Jerman Martin Gornig.

Sebagai gambaran pada tahun 2014, ada 775 ribu orang yang bekerja pada industri mobil. Angka ini menyumbang dua persen pada total angka tenaga kerja Jerman.

Penjualan mobil pun turut memberi kontribusi pada angka ekspor. Tahun lalu, ekspor mobil pabrikan asal Jerman ke seluruh dunia menyentuh nilai 200 miliar euro atau setara US$225 miliar terbesar kelima dari seluruh ekspor Jerman.

"Itulah mengapa, skandal VW ini tidak bisa dianggap sepele. Karena skandal ini langsung menyentuh titik nadi perekonomian Jerman sendiri," ujar Michael Huether kepala ekonom Germany's IW.
(ded/ded)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER