Kontrak Proyek Dipangkas, Belanja Modal WIKA Beton Rendah

Giras Pasopati | CNN Indonesia
Jumat, 25 Sep 2015 13:20 WIB
PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) memangkas kontrak proyek pada tahun ini dari Rp4 triliun menjadi Rp3,2 triliun.
Pekerja melakukan aktifitas di pabrik PT Wika Beton Cileungsi, Bogor, Kamis (23/01/2014). Pabrik seluas lebih dari 12 hektar ini mampu memproduksi sebanyak 500.000 Ton beton pertahunnya. (Detikcom/Grandyos Zafna)
Jakarta, CNN Indonesia -- Investasi PT Wijaya Karya Beton Tbk (WIKA Beton) melambat pada tahun ini dengan estimasi serapan belanja modal hanya sekitar 70 persen dari total alokasi anggaran Rp582 miliar hingga bulan terakhir.

Direktur WIKA Beton, Fery Hendriyanto mengungkapkan hingga saat ini perseroan baru menggelontorkan dana sekitar Rp300 miliar dari pencanangan belanja modal sepanjang tahun Rp582 miliar. Menyusutnya permintaan, kata Fery, menjadi penyebab melandainya eksekusi belanja modal atau capital expenditure (Capex) sehingga di akhir tahun diyakini tidak akan maksimal.

“Belanja modal saya kira tidak akan habis. Full year sekitar Rp360 miliar saja mungkin. Tidak terserap semua karena demand-nya kurang. Kalau kita pakai, tapi demand-nya tidak sesuai, malah akan menjadi beban saja,” jelasnya usai Annual Report Award 2014 di Jakarta, Selasa (22/9).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meskipun beberapa proyek pemerintah sudah komitmen, Fery mengatakan terdapat keterlambatan ekseskusi yang berimplikasi pada rendahnya penyerapan anggaran. Menyiasati belanja modal yang tak terserap, Fery menuturkan perseroan akan mengalihkannya (carry over) untuk menambah belanja modal pada  tahun depan.

“Capex tahun depan masih dihitung. Kalau dilihat dari belanja pemerintah besar, akan kita imbangi. Makanya capex tahun ini akan di-carry over untuk tahun depan,” jelasnya.

WIKA Beton sejauh ini masih mengantongi sisa hasil penawaran saham perdana (initial public offering/IPO). Fery menjelaskan, pihaknya baru menggunakan separuh dana hasil IPO yang mencapai Rp1,2 triliun.

“Kami masih punya dana cukup untuk pengembangan. Dana dari IPO baru dipakai sekitar Rp600 miliar. Sisanya masih sekitar Rp600 miliar lagi. Habisnya direncanakan sampai 2019,” tuturnya.

Pangkas Kontrak

Direktur Keuangan WIKA Beton, Entus Asnawi mengatakan minimnya serapan belanja modal seiring dengan pemangkasan target perolehan kontrak pada tahun ini. Menurutnya, dalam tujuh bulan pertama tahun ini, kondisi bisnis WIKA tidak semulus prediksi.

“Kontrak senilai Rp3,2 triliun itu skenarionya adalah pesimistis. Targetnya sudah tidak Rp4 triliun lagi. Tujuh bulan kita sudah kehilangan waktunya. Di awal tahun ini utilisasi dari pabrik itu rendah,” jelasnya.

Direktur Utama WIKA Beton, Wilfred Singkali menyatakan utilitas pabrik perseroan baru mencapai sekitar 75 persen sampai Agustus. Ia memprediksi selama setahun penuh, utilisasi bisa mencapai sekitar 89-93 persen jika keadaan membaik.

“Pendapatan masih dihitung. Semoga pada 3-4 bulan terakhir ini bisa akselerasi. Pendapatan mungkin agak menurun dibandingkan tahun lalu. Kami lihat dulu sampai November. Kami mencoba terus meningkatkan utilisasi,” jelasnya.

Menurutnya, utilisasi tiap pabrik berbeda dan tidak merata. Ia mencontohkan, terdapat pabrik yang sudah bekerja sampai 120-130 persen, tetapi masih ada juga pabrik yang masih di bawah 100 persen, dan bisa jadi beban.

“Normalnya itu antara 80-85 persen. Ada yang masih ada 60 persen atau 40 persen. Saling subsidi antar pabrik,” katanya.

Tambah Kapasitas

Fery Hendriyanto menambahkan, WIKA ke depannya akan menggelontorkan dana untuk pembangunan dan perluasan pabrik eksisting. Penambahan kapasitas produksi akan dilakukan di tiga pabrik yang dikelola langsung oleh perseroan yakni di Makassar, Pasuruan dan Lampung Selatan.

“Kapasitas tahun depan sekitar 2,4 juta ton. Sekarang baru 2,3 juta ton. Setiap peningkatan kaapasitas itu kita butuh Rp 10 miliar per 10 ton. Jadi sekitar Rp 100 miliar dana yang dibutuhkan,” jelasnya.

Menurut Wilfred, pabrik WIKA pada tahun depan sudah siap menjawab lonjakan kebutuhan pembangunan infrastruktur. Ia juga mengaku WIKA tengah mengembangkan beberapa produk baru.

“Tiap tahun biasanya meluncurkan 2 produk baru. Teknologi biasanya mayoritas kita kembangkan sendiri. Ada beberapa alat yang kita pakai dari luar, tetapi secara umum produk dikembangkan sendiri,” jelasnya.

(ags/gen)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER