Jakarta, CNN Indonesia -- PT Bank JTrust Indonesia Tbk yang merupakan reinkarnasi kedua dari Bank Century, membidik pembiayaan sebesar Rp 400 miliar melalui penerbitan saham baru. Aksi korporasi tersebut diyakini manajemen JTrust akan meningkatkan rasio kecukupan modal perseroan dari 14,53 persen menjadi 17,2 persen.
Sekretaris Perusahaan Bank JTrust Indonesia, Hartono Karyatin mengatakan pihaknya memperoleh persetujuan untuk menerbitkan saham baru tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang dilakukan dengan skema
private placement. Persetujuan tersebut diperoleh dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
“Perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak 40 triliun lembar saham dengan harga pelaksanaan Rp 0,01 per saham,” jelasnya usai RUPSLB di Jakarta, Selasa (29/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, sebanyak 39,6 triliun saham senilai Rp 396 miliar akan diserap oleh induk usaha, JTrust Co. Ltd. Sementara sisanya sebanyak 400 miliar saham atau senilai Rp 4 miliar akan diserap oleh PT JTrust Investments Indonesia (JTII).
“Sehingga, total dana yang diperoleh dari aksi korporasi tersebut mencapai Rp 400 miliar, yang akan ditempatkan sebagai modal disetor perseroan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia merinci, pasca penambahan modal tersebut, komposisi pemegang saham perseroan tidak akan berubah karena tidak ada saham yang terdilusi. JTrust Co. Ltd tetap menguasai 98,99 persen saham, JTII memiliki 1 persen saham dan sisanya 0,003 persen saham dikuasai publik.
“Pasca aksi korporasi tersebut, secara otomatis rasio kecukupan modal
(capital adequacy ratio/CAR) Bank JTrust Indonesia diproyeksi mencapai 17,2 persen, meningkat dari posisi Juni 2015 di level 14,53 persen,” ungkapnya.
Hartono menyatakan, dengan posisi CAR yang berada di atas ketentuan regulator tersebut memberikan keleluasaan kepada manajemen Bank JTrust Indonesia dalam mengembangkan bisnisnya, terutama meningkatkan penyaluran kredit ke segmen SME, consumer finance, komersial dan mikro.
Dari sisi kinerja terkini, pada semester pertama tahun ini, Bank JTrust Indonesia mencetak pendapatan bunga bersih Rp 46,72 miliar. Jumlah tersebut tumbuh 5,37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sayangya, kendati pendapatan bunga meningkat, Bank JTrust Indonesia menelan kerugian bersih senilai Rp 236,39 miliar pada akhir Juni 2015. Padahal, pada periode sama tahun lalu, bank ini masih mencatatkan laba bersih Rp 15,57 miliar.
Kredit MacetPerseroan, lanjut Hartono, juga tengah berusaha untuk menekan rasio kredit macet (non performing loan/NPL). Pasalnya, kondisi kredit macet Bank JTrust International saat ini di atas batas ketentuan yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“NPL nett pada Juni sebesar 6,35 persen. Sementara gross NPL sampai 12,09 karena masih ada kontribusi dari kredit yang lama. Target kami sesuai OJK, di bawah 5 persen. Fokusnya malah ke 4 persen,” jelasnya
(ags/gen)