September, Harga CPO Amblas Terdalam Selama 6 Tahun Terakhir

Rosmiyati Dewi Kandi | CNN Indonesia
Senin, 12 Okt 2015 16:10 WIB
Meski harga CPO kembali turun, namun Gapki mencatat volume ekspor ke China, India, dan negara-negara di Eropa terus meningkat.
Meski harga CPO kembali turun, namun Gapki mencatat volume ekspor ke China, India, dan negara-negara di Eropa terus meningkat. (ANTARA FOTO/Regina Safri).
Jakarta, CNN Indonesia -- Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mengungkapkan penurunan harga minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) menyentuh dasar terendah dalam enam tahun terakhir pada September 2015 di angka US$ 526,9 per metrik ton.

Harga rata-rata ini turun 2,3 persen dibandingkan bulan sebelumnya di US$ 539,3 per metrik ton.

Fadhil Hasan, Direktur Eksekutif Gapki menuturkan masalah bagi perusahaan-perusahaan kelapa sawit nasional menjadi pelik karena harga yang murah tersebut tidak dibarengi dengan pembeli yang berlomba membeli CPO dalam jumlah banyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Biasanya mereka membeli sebanyak mungkin saat harga sedang murah, namun tahun ini hal tersebut tidak terjadi,” ujar Fadhil melalui keterangan pers, Senin (12/10).

Gapki mencatat volume ekspor CPO sepanjang September hanya mampu terdongkrak 11 persen dibandingkan Agustus 2015 menjadi 2,34 juta ton.

Sementara secara year on year (yoy) kinerja ekspor masih tumbuh positif 25,5 persen selama sembilan bulan di 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Terutama permintaan dari China dan India yang masing-masing telah membeli 2,54 juta ton dan 4,16 juta ton CPO dari Indonesia.

“Peningkatan permintaan CPO juga diikuti negara Eropa karena suplai minyak bunga matahari, rapeseed dan canola yang berkurang sebagai akibat dari produksi yang menurun. Sementara Amerika Serikat mengurangi impor CPO dari Indonesia pada September sebesar 46 persen dari 93,65 ribu ton pada Agustus menurun menjadi 50,62 ribu ton di September,” katanya. (gen)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER