Tahun Ini Pemerintah Masih Utang Bangun Tiga Bendungan

Galih Gumelar | CNN Indonesia
Selasa, 13 Okt 2015 14:49 WIB
Ketiga bendungan tersebut adalah bendungan Rotiklod di Nusa Tenggara Timur, bendungan Sindang Heula di Banten, dan bendungan Bintang Bano di NTB.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjawab wartawan, di kantor Presiden, Jakarta, Senin (22/6). (Dok. Sekretariat Negara)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyelesaikan kontrak bagi 10 bendungan atau waduk sepanjang tahun ini. Dengan demikian, maka terdapat sisa tiga bendungan lagi yang menanti penandatanganan kontrak setelah dilakukan tender.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa ketiga bendungan tersebut adalah bendungan Rotiklod di Nusa Tenggara Timur, bendungan Sindang Heula di Banten, dan bendungan Bintang Bano di Nusa Tenggara Barat (NTB). Nilai investasi total bendungan-bendungan tersebut adalah Rp 1,25 triliun.

"Jadi hingga saat ini masih ada tiga bendungan yang akan diteken kontraknya. Karena hari ini, bendungan Sei Gong di Kepulauan Riau dan Tapin di Kalimantan Selatan akan segera diteken kontraknya, jadi hanya tiga sisanya yang kita belum teken kontrak," jelas Basuki di Jakarta, Selasa (13/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan demikian, Basuki mengatakan kalau Kementerian PUPR telah berhasil memenuhi target sejak awal tahun. Kendati demikian, pembangunan-pembangunan bendungan-bendungan sebelumnya pun tak luput dari permasalahan klasik seperti pembebasan lahan.

Kementerian PUPR sendiri menargetkan pembangunan 49 bendungan, irigasi, dan pengendali banjir sampai 2019 yang membutuhkan lahan seluas 111,43 ribu hektare dan nilai investasi Rp 46,67 triliun. Basuki berharap masalah pembebasan lahan ini tak akan jadi penghalang bagi konstruksi bendungan-bendungan yang kontraknya sudah ditandatangani.

"Masalah pembebasan lahan tetap menjadi salah satu penghambat utama, padahal pembiayaan bagi pengadaan lahan biasanya rata-rata sebesar 5 persen dari nilai investasi," jelasnya.

Dengan demikian, maka penandatanganan kontrak-kontrak tersebut akan mengikuti pembangunan bendungan Raknamo di Nusa Tenggara Timur, bendungan Logung di Jawa Tengah, bendungan Keureto di Nangroe Aceh Darussalam, dan bendungan Lolak di Sulawesi Utara.

Selain bendungan-bendungan itu, ketiga kontrak bendungan ini juga akan mengikuti jejak bendungan Karian di Banten, bendungan Passeloreng di Sulawesi Selatan, bendungan Tanju serta bendungan Mila yang keduanya berlokasi di provinsi Nusa Tenggara Barat yang telah ditandatangani Juni lalu.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, total nilai investasi di keempat bendungan tersebut adalah Rp 2,1 triliun, dimana nilai investasi terbesar ada di bendungan Karian dengan nilai Rp 1,07 triliun.

Dari segi perkembangan konstruksi bendungan-bendungan itu, Basuki mengatakan bahwa pembangunan bendungan Raknamo diharapkan bisa selesai tahun 2018 dengan daya tampung 14 juta meter kubik. Sementara itu, bendungan Logung diperkirakan akan bisa menampung 23 juta meter kubik.

"Selain bendungan yang 13 itu, kami juga telah mengisi waduk Jatigede yang merupakan bendungan terbesar kedua setelah Jatiluhur dengan kapasitas 980 juta meter persegi. Harapan kami Maret hingga April mendatang bisa terisi penuh," kata Basuki.

Dengan demikian, maka Kementerian PUPR tinggal menyelesaikan pembangunan 36 bendungan lagi selama empat tahun ke-depan. Kementerian PUPR sendiri berencana untuk membangun 65 bendungan, dengan rincian 49 bendungan baru ditambah 16 bendungan yang pembangunannya tengah berjalan dengan perkiraan nilai investasi sebesar Rp 76,52 triliun hingga 2019.

Untuk tahun 2016, Kementerian PUPR berencana untuk menambah pembangunan bagi 8 waduk lainnya. Beberapa bendungan tersebut seperti bendungan Kuwil di Manado, Sulawesi Utara dan bendungan Ciawi di Bogor Jawa Barat. (gir/gir)
TOPIK TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER