Fadli Zon: Jangan Sok Masuk TPP Kalau Urus Asap Tidak Bisa

Yohannie Linggasari | CNN Indonesia
Rabu, 28 Okt 2015 19:41 WIB
Fadli Zon menilai Indonesia belum siap bersaing di Trans-Pacific Partnership (TPP) sehingga berpotensi hanya akan menjadi pasar, bukan pemain utama.
Fadli Zon saat baru selesai rapat di Gedung Nusantara 3 DPR RI Jakarta, Kamis, 18 November 2014. Terkait dugaan pelanggran kode etik MKD kembali memanggil Fadli Zon dan Setya Novanto. (CNN Indonesia/Natanael Wahluya)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon mengkritik sikap Presiden Joko Widodo yang ingin Indonesia bergabung dalam Trans-Pacific Partnership (TPP).

"Saya pribadi menyatakan itu rencana ngawur, enggak dipikirkan matang," kata Fadli menjelang pertemuan Koalisi Merah Putih (KMP) di Bakrie Tower, Jakarta, Rabu (28/10).

Fadli mengatakan kondisi Indonesia saat ini belum siap untuk ikut dalam kemitraan Trans-Pasifik (TPP).  Apabila dipaksakan, kata dia, Indonesia hanya akan menjadi pasar, bukan pemain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ketika mau gabung, kita harus tahu posisi kita. Kalau kuat, boleh saja. Namun kalau lemah, kita hanya akan jadi pasar mereka," katanya.

Selain itu, Fadli menilai Indonesia masih kesulitan bersaing dengan negara-negara Asean. Hal tersebut juga menjadi salah satu alasan yang memberatkan posisi Indonesia dalam TPP.

"Jangan gagah-gagahan masuk TPP, urus asap saja tidak bisa," katanya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, Senin (26/10)  menyampaikan keinginannya membawa Indonesia bergabung dalam TPP.

TPP merupakan kerangka hukum bagi kerja sama perdagangan bebas dan liberalisasi di berbagai sektor ekonomi yang melibatkan 40 persen kekuatan ekonomi dunia dan 792 juta penduduk yang tersebar di AS, Australia, Brunei Darussalam, Chili, Jepang, Malaysia, Peru, Singapura, Vietnam, Mexico, Canada dan Selandia Baru.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengungkapkan, pemerintah menjamin akan memberikan perlindungan kepada industri nasional jika Indonesia jadi bergabung dalam TPP. Hal itu dinilainya penting untuk memastikan kompetisi dagang yang seimbang dengan negara mitra kawasan. (ags)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER