Jakarta, CNN Indonesia -- Bursa Efek Indonesia (BEI) akan memanggil manajemen PT Sekawan Intipratama Tbk (SIAP) guna meminta penjelasan terkait amblasnya harga saham perseroan sejak pekan lalu.
Direktur Transaksi dan Kepatuhan BEI Hamdi Hassyarbaini mengatakan hal tersebut dilakukan setelah pihaknya memasukkan saham SIAP ke dalam kategori pergerakan yang tidak wajar (unusual market activity/UMA) untuk memberikan kewaspadaan terhadap investor.
“Iya, minggu depan manajemen SIAP akan kami panggil. Akan kami minta penjelasan aja. Ya kan harganya turun terus, kami ingin tahu kenapa,” ujarnya ketika ditemui di gedung BEI, Jakarta, Jumat (30/10).
Namun, ia mengaku belum ada pemegang saham yang protes ke pihaknya setelah saham SIAP terus amblas sejak pekan lalu. Dari sisi pemegang saham SIAP terkini, 46,06 persen dikuasai oleh publik, sementara 32,33 persen digenggam oleh Fundamental Resources Pte Ltd, 7,99 persen dimiliki PT Evio Securities, 6,99 persen dimiliki PT ASABRI (Persero) dn 6,63 persen UBS AG Singapura.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Harga saham SIAP tercatat di level Rp 207 per saham pada Jumat (23/10), atau melemah 10 persen dari penutupan hari sebelumnya di Rp 230 per saham.
Sementara sejak penutupan Jumat pekan lalu hingga akhir perdagangan hari ini, harga saham SIAP telah terjun bebas 39,61 persen ke level Rp 125 per lembar.
Hamdi juga mengaku bakal meminta informasi manajemen SIAP terkait indikasi lain dalam kejatuhan sahamnya. Ia menyatakan terdapat beberapa indikasi mulai dari fundamental hingga pembentukan harga.
“Apakah memang turun karena fundamentalnya jelek, atau memang ada orang yang sengaja membuat penurunan, nanti kemudian ada yang memborong sahamnya,” katanya.
Sebelumnya, manajemen SIAP sempat memberikan jawaban kepada BEI terkait ambrolnya harga saham perusahaan yang kini bergerak di usaha tambang setelah beralih dari produsen popok.
Direktur Utama SIAP, Suluhuddin Noor mengatakan perseroan tidak mengetahui penyebab penurunan harga saham perseroan yang dimaksud. Ia juga mengaku tidak memiliki informasi material yang belum disampaikan kepada publik.
“Perseroan tidak memiliki informasi mengenai pihak-pihak yang aktif melakukan pembelian dan penjualan saham perseroan, baik di pasar reguler maupun pasar negosiasi, selama periode yang dimaksud,” tulisnya dalam keterbukaan informasi kepada BEI.
Ia menambahkan, perseroan tidak memiliki informasi mengenai transaksi antar pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan perseroan pada periode yang dimaksud. Suluhuddin mengklaim, penurunan harga yang terjadi tidak berpengaruh terhadap kegiatan operasional dan struktur pendanaan perseroan.
“Tidak ada informasi penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek perseroan serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan,” jelasnya.
(ags)