Jakarta, CNN Indonesia -- Grup Dana Pensiun (Dapen) Pertamina menyatakan bakal menambah kepemilikan saham di PT Kresna Graha Sekurindo Tbk (KREN) guna meningkatkan kinerja portofolio investasi perseroan pada tahun ini.
Presiden Direktur Dapen Pertamina, Helmi Kamal Lubis mengatakan pihaknya beserta beberapa entitas yang tergabung dalam Grup Dapen Pertamina berencana menambah kepemilikan di saham KREN karena dinilai sesuai dengan pola investasi perseroan.
“Jadi ini adalah rencana kami dan beberapa
subsidiary yang masuk dalam grup Dapen Pertamina. Sebelumnya kami sudah memiliki sekitar 5 persen saham KREN. Nanti bakal dinaikkan hingga 10 persen,” ujarnya saat dihubungi
CNN Indonesia, Selasa (3/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengaku, terdapat beberapa tentangan dalam keputusannya melakukan manuver investasi karena dinilai memilih saham yang tidak populer. Namun, ia mengaku keputusannya tersebut dilakukan dengan dasar pertimbangan yang matang.
“Memang terjadi perdebatan, ada yang bilang Dapen itu seharusnya membeli saham yang likuid di pasar. Hal ini perlu dijelaskan, karena berarti Dapen itu mengutamakan kontribusi, bukan benefit. Saya sih enggak perlu likuiditas, yang penting
asset growth,” ungkapnya.
Helmi menjelaskan, kendati menaruh dana ke saham yang dinilai kurang likuid, pihaknya memiliki manuver dari segi besaran kepemilikan yang besar. Ia merinci, jika memiliki kepemilikan di atas 5 persen, maka pihaknya bisa 'menaruh' orang untuk ikut andil dalam rencana kinerja perusahaan tersebut.
“Saya agak beda. Biasanya
fund manager melihat secara posisi fundamental. Kalau saya yang penting bisa kontrol,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan pihaknya juga memiliki target Rasio Kecukupan Modal (RKD) di level 120 persen. Atas dasar hal tersebut, ia menilai manuvernya dalam melakukan investasi portofolio adalah hal yang tepat.
“Sekarang posisi terakhir RKD kami Rp 9,5 triliun, kalau di level 120 persen berarti harus menjadi sekitar Rp 11,4 triliun. Dalam dua bulan harus bisa meningkatkan aset 15 persen. Makanya enggak bisa cuma di indeks LQ 45,” jelasnya.
Lirik Sektor PropertiSementara itu, terkait dengan sektor perusahaan yang kini tengah menjadi incaran Dapen Pertamina, Helmi mengaku tengah melirik sektor properti. Pasalnya, sektor properti dinilai Helmi dapat memberikan tambahan fasilitas bagi Dapen.
“Pertama masih energi, karena kalau sektor energi kita memang karena dekat dengan usaha Pertamina. Harga minyak turun jadi malah waktu untuk beli aset. Kemudian saat ini adalah properti. Pertama karena banyak permintaan. Kedua, kalau perusahaan bangun rumah, pensiunan bisa mengambil,” ungkapnya.
Sesuai dengan rencana investasinya, Helmi menyatakan bahwa ia mengincar perusahaan properti yang sahamnya bisa dimiliki di atas 5 persen. Selain itu, ia mengaku lebih melirik perusahaan properti dengan portofolio rumah tapak (
landed house) yang harganya di bawah Rp 500 juta. Sayangnya, ia enggan menyebut nama saham perusahaan properti yang tengah diincar.
“Itu sudah rumusnya (kontrol perusahaan). Kemudian harus
landed house di bawah Rp 500 juta. Soalnya untuk kalangan pensiunan, harga segitu bisa diambil,” jelasnya.
(gir/gir)